Jakarta, 11 August 2021 -- The ability to detect SARS-CoV-2 infection early is crucial to curb its chain of transmission. Nucleic acid amplification tests (NAATs) have been used to confirm suspected COVID-19 cases. However, during the surge of the cases, the high workload for laboratories is affecting the ability to diagnose cases rapidly.

The Ministry of Health released ministerial decree No. HK.01.07/Menkes/4794/2021 on 23 June 2021 to augment and speed up the country's capacity to detect the SARS-CoV-2 by implementing antigen-detecting rapid diagnostic tests (Ag-RDTs).

Ag-RDTs could significantly enable quick isolation of cases and timely start of contact tracing to curb COVID‑19 transmission in a community. In addition, the simplicity provides a significant advantage to conduct tests in areas with limited access to laboratories with NAATs, or when there is a long turnaround time for NAAT results.

Arrived in Jakarta on 7 August 2021, a total of 1.6 million Ag-RDTs will support the government's effort to control the pandemic by increasing the testing, tracking, and treatment capacity.

Previously in March 2021, WHO had shipped one million Ag-RDTs that were distributed to several provinces. These test kits complement the technical support and other supplies/equipment provided by WHO to support the Government of Indonesia in dealing with the COVID-19 pandemic.

“High-quality rapid tests show us where the virus is hiding, which is key to quickly tracing and isolating contacts and breaking the chains of transmission”, said Dr N. Paranietharan, WHO Representative to Indonesia “The tests are a critical tool for governments as they look to reopen economies and ultimately save both lives and livelihoods”, he emphasized.

This support to the COVID-19 pandemic response of Indonesia was made possible through the generous contributions of the Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), the Governments of Germany and Japan, and the European Union (EU).

Media:contacts:
WHO: seinocomm@who.int

Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images

=============================

WHO mengirimkan 1,6 juta antigen-deteksi rapid diagnostic tests untuk  memperkuat tes dan pelacakan COVID-19 di Indonesia

Jakarta, 11 Agustus 2021 -- Kemampuan mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 sejak dini sangat penting untuk memutus rantai penularan. Nucleic acid amplification tests (NAAT)  telah digunakan untuk mengkonfirmasi kasus  dugaan  COVID-19. Namun, Ketika terjadi lonjakan kasus dan beban kerja laboratorium penguji yang tinggi, diperlukan terobosan untuk meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosis kasus dengan cepat.

Kementerian Kesehatan merilis Keputusan Menteri No. HK.01.07/MENKES/4794/2021  pada  23 Juni  2021 untuk menambah dan meningkatkan kapasitas untuk mendeteksi SARS-CoV-2 dengan menerapkan penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT -Ag) dalam pemeriksaan COVID-19.

Penggunaan RDT-Ag memungkinkan isolasi lebih cepat kasus dan memulai pelacakan kontak tepat waktu untuk menekan penularan COVID-19 di masyarakat. Selain itu, kemudahannya memberikan keuntungan yang signifikan untuk melakukan tes di daerah-daerah dengan akses laboratorium NAAT yang terbatas atau ketika waktu proses yang lama untuk hasil NAAT. 

Dalam upaya mendukung peningkatan testing dan pelacakan kasus, 1,6 Juta tes RDT Antigen bantuan dari WHO tiba di Jakarta pada 7 Agustus 2021. RDT Antigen ini mendukung upaya pemerintah untuk mengendalikan pandemi dengan meningkatkan 3T atau tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment).

Sebelumnya pada Maret 2021, WHO telah mengirimkan satu juta tes RDT Antigen yang didistribusikan ke beberapa provinsi. Reagen ini melengkapi dukungan teknis dan perlengkapan/peralatan lainnya dari WHO untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19.

"Rapid test berkualitas tinggi diperlukan untuk deteksi cepat virus yang tidak dapat terlihat, yang merupakan kunci untuk melacak dengan cepat dan mengisolasi kontak serta memutus rantai penularan", kata Dr N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia  "Testing adalah upaya penting yang perlu diperhatikan bagi pemerintah saat akan membuka kembali ekonomi dan menyelamatkan nyawa serta mata pencaharian",  tegasnya.

Dukungan terhadap respons pandemi COVID-19 terhadap Indonesia ini dimungkinkan melalui kontribusi The Department of Foreign Affairs and Trade- Pemerintah Australia,  Pemerintah Jerman dan Jepang, dan Uni Eropa (UE).

Media:contacts:
WHO: seinocomm@who.int

Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images