Kantor Pusat World Health Organization
28 November 2021 (dimutakhirkan pada 29 November dengan sedikit koreksi editorial)
Rangkuman
- Pada tanggal 26 November 2021, WHO menetapkan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern (VOC), berdasarkan anjuran dari Technical Advisory Group on Virus Evolution (Grup Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus). Varian ini diberi nama Omicron.
- Omicron adalah sebuah varian yang sangat divergen dengan jumlah mutasi yang tinggi, termasuk 26-32 varian pada bagian spike, yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan dan dapat terkait dengan potensi menghindari imunitas (immune escape) dan transmisibilitas yang lebih tinggi. Namun, masih terdapat banyak ketidakpastian.
- Ketidakpastian-ketidakpastian utama meliputi (1) seberapa mudah varian ini menyebar dan apakah terdapat peningkatan kemampuan menghindari imunitas, peningkatan transmisibilitas intrinsik, atau keduanya; (2) seberapa baik perlindungan vaksin terhadap infeksi, transmisi, penyakit klinis berbagai tingkat keparahan, dan kematian; dan (3) apakah varian ini memiliki profil tingkat keparahan penyakit yang berbeda. Anjuran kesehatan masyarakat didasarkan pada informasi yang ada dan akan disesuaikan seiring tersedianya bukti-bukti seputar pertanyaan-pertanyaan utama di atas.
- Karena adanya mutasi yang dapat memberikan potensi menghindari imunitas dan juga peningkatan transmisibilitas, Omicron kemungkinan besar memiliki potensi penyebaran secara lebih luas di tingkat global. Dengan adanya karakteristik-karakteristik ini, lonjakan-lonjakan kasus COVID-19 dapat terjadi di masa depan dan dapat memiliki konsekuensi yang besar, tergantung pada sejumlah faktor termasuk di mana lonjakan terjadi. Risiko global keseluruhan terkait variant of concern baru Omicron dinilai sangat tinggi.
- Perkuat surveilans dan upaya sekuens genom untuk lebih memahami varian-varian SARS-CoV-2 yang menyebar, termasuk Omicron. Jika kapasitas memungkinkan, lakukan investigasi lapangan dan pemeriksaan laboratorium untuk meningkatkan pemahaman tentang karakteristik-karakteristik Omicron. Upaya ini perlu mencakup pelaksanaan tes massal untuk mendeteksi apakah Omicron menyebar di masyarakat.
- Karena gen S terindikasi tidak terdeteksi (S gene target failure/SGTF) pada Omicron dengan alat tes PCR yang banyak digunakan (ThermoFisher TaqPath), SGTF dapat digunakan sebagai penanda untuk varian ini, sehingga Omicron dapat terdeteksi dengan efisien.
- Laporkan kasus-kasus/klaster-klaster awal yang terkait dengan infeksi Omicron kepada WHO melalui mekanisme International Health Regulation(IHR).
- Setelah pelaporan tersebut, laporkan (secara terbuka atau melalui IHR) prevalensi relatif Omicron sebagai jumlah sekuens Omicron (numerator) dibagi dengan jumlah total sekuens yang diperoleh dari surveilans rutin (denominator) dan/atau, jika tersedia, jumlah SGTF dibanding jumlah sampel yang dites, pada jangka waktu yang sama, berdasarkan tanggal pengambilan sampel.
- Percepat cakupan vaksinasi COVID-19 secepat mungkin, terutama pada populasi-populasi yang ditetapkan sebagai prioritas tinggi yang masih belum divaksin sama sekali atau belum divaksinasi lengkap.
- Gunakan pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional pada waktu yang tepat. Informasi tambahan dapat dilihat di anjuran WHO untuk lalu lintas internasional terkait varian Omicron SARS-CoV-2 yang akan diterbitkan.
- Penggunaan masker, penjagaan jarak fisik, ventilasi tempat dalam ruangan, menghindari kerumunan, dan kebersihan tangan tetap menjadi komponen penting untuk menurunkan transmisi SARS-CoV-2 sekalipun varian Omicron mulai menyebar. Pelacakan kontak kasus-kasus COVID-19 untuk memutus rantai transmisi SARS-CoV-2 sangat dianjurkan.
- Pastikan sistem kewaspadaan dini berjalan sehingga langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial dapat disesuaikan dengan efisien.
- Untuk mengantisipasi peningkatan beban kasus COVID-19 dan tekanan terkait sistem kesehatan, pastikan rencana-rencana mitigasi tersedia untuk mempertahankan layanan-layanan kesehatan esensial dan sumber daya pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sudah ada untuk merespons kemungkinan lonjakan.
- Pemerintah perlu mengomunikasikan secara teratur informasi berbasis bukti tentang Omicron dan varian-varian lain yang menyebar serta kemungkinan dampaknya bagi masyarakat pada waktu yang tepat dan dengan transparan, termasuk apa yang diketahui, apa yang belum diketahui, dan apa yang sedang dijalankan oleh lembaga-lembaga yang bertanggung jawab.
1. Latar Belakang
- Pada tanggal Pada tanggal 26 November 2021, WHO menetapkan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern (VOC), berdasarkan anjuran dari Technical Advisory Group on Virus Evolution (Grup Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus). Varian ini diberi nama Omicron.
- Varian Omicron pertama kali dilaporkan kepada WHO dari Afrika Selatan pada tanggal 24 November 2021. Pada minggu-minggu terakhir, jumlah infeksi meningkat tajam di Afrika Selatan, bersamaan dengan terdeteksinya Omicron. Infeksi terkonfirmasi Omicron yang pertama diketahui berasal dari spesimen yang diambil pada tanggal 9 November 2021, dan sekuens yang pertama tersedia secara umum berasal dari spesimen yang diambil pada tanggal 11 November 2021. Jumlah kasus varian ini tampak bertambah di berbagai provinsi di Afrika Selatan.
- Varian Omicron juga terdeteksi di Botswana dari sampel-sampel yang diambil pada tanggal 11 November 2021. Per 28 November 2021, kasus-kasus telah terdeteksi di negara-negara lain di empat kawasan WHO. Meskipun kasus-kasus di negara-negara ini sekarang terkait dengan perjalanan, kondisi ini diperkirakan akan berubah seiring tersedianya informasi lebih lanjut.
- Omicron memiliki jumlah mutasi spike lebih tinggi dari varian-varian lain, dan beberapa mutasi ini bersifat mengkhawatirkan karena kemungkinan dampaknya pada trajektori pandemi ini. Bukti-bukti awal mengindikasikan kemungkinan peningkatan risiko reinfeksi dengan varian ini, dibandingkan variant of concern lain.
- Alat-alat diagnosis PCR SARS-CoV-2 saat ini dapat mendeteksi varian Omicron. Beberapa laboratorium telah mengindikasikan bahwa untuk salah satu alat tes PCR yang paling umum digunakan (ThermoFisher TaqPath), satu dari tiga gen target tidak terdeteksi (disebut S gene dropout atau S gene target failure/SGTF), dan karena itu alat tes ini dapat digunakan sebagai penanda untuk varian ini, sembari menunggu konfirmasi sekuensing.
- Penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas vaksinasi menurut produk vaksin dan menurut infeksi dan hasil penyakit. WHO akan mengomunikasikan temuan-temuan baru kepada Negara-Negara Anggota dan kepada masyarakat seiring tersedianya informasi ini.
2. Penilaian Risiko Global
- Masih banyak ketidakpastian seputar transmisibilitas, potensi menghindari imunitas (baik imunitas akibat infeksi maupun akibat vaksinasi) (immune escape), presentasi klinis, tingkat keparahan penyakit, dan respons terhadap langkah-langkah lain yang ada (seperti diagnosis, terapeutik) pada Omicron. Sejumlah peneliti di Afrika Selatan dan negara-negara lain menjalankan studi-studi untuk menilai karakteristik-karakteristik ini pada Omicron. Dengan adanya karakteristik-karakteristik ini, lonjakan besar COVID-19 akibat Omicron dapat memberikan konsekuensi yang besar jika terjadi. Peningkatan jumlah kasus, terlepas dari perubahan tingkat keparahan, dapat memberikan tekanan besar pada sistem pelayanan kesehatan dan dapat menimbulkan peningkatan kesakitan dan kematian. Populasi-populasi rentan akan merasakan dampak yang besar, terutama di negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Hingga saat ini, belum ada kematian akibat varian Omicron yang dilaporkan.
- Saat ini, transmisi lokal dilaporkan terjadi di Afrika Selatan, dan terdapat bukti tentang penyebaran ke beberapa negara di empat kawasan WHO (Afrika, Mediterania Timur, Eropa, dan Pasifik Barat). Meskipun sebagian besar kasus yang teridentifikasi di negara-negara ini terkait dengan perjalanan, kondisi ini diperkirakan akan berubah seiring tersedianya informasi lebih lanjut.
- Risiko keseluruhan terkait varian mengkhawatirkan Omicron dinilai sangat tinggi atas dasar beberapa alasan. Yang pertama, risiko global COVID-19 tetap masih sangat tinggi secara keseluruhan, dan kedua, terdapat bukti awal yang mengkhawatirkan mengenai Omicron yang mengindikasikan bahwa, berbeda dari variant of concern lain, potensi menghindari imunitas dan transmisibilitas yang lebih tinggi dapat menimbulkan lonjakan-lonjakan dengan konsekuensi yang berat. Bukti untuk penilaian ini memiliki ketidakpastian yang cukup besar dan akan diperbarui seiring tersedianya informasi lebih lanjut.1
3. Tindakan Prioritas untuk Negara-Negara Anggota
Berdasarkan penilaian risiko di atas, tindakan-tindakan prioritas berikut direkomendasikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap variant of concern baru Omicron.
- Pastikan sistem kewaspadaan dini ada, terdiri dari berbagai indikator seperti pertumbuhan cepat (misalnya, angka pertumbuhan, angka reproduksi efektif), insidensi kasus, dan proporsi positivitas tes. Indikator-indikator terkait tingkat keparahan kasus dan tekanan pada sistem pelayanan kesehatan (seperti angka keterisian tempat tidur umum dan unit perawatan intensif (ICU)) juga penting untuk dipantau.
- Perkuat surveilans berbasis kejadian untuk sinyal-sinyal epidemiologis yang tidak biasa:
- Laporan kejadian luar biasa yang menyebar cepat di fasilitas pelayanan kesehatan atau komunitas dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa kejadian-kejadian ini diakibatkan varian yang lebih mudah menyebar dari orang ke orang.
- Laporan-laporan mirip dari populasi-populasi yang diperkirakan memiliki tingkat imunitas yang tinggi (akibat infeksi sebelumnya maupun cakupan vaksinasi yang tinggi) dapat mengindikasikan keberadaan varian yang dapat menghindari respons imun.
- Wabah yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian tinggi yang tidak terduga dapat diakibatkan oleh varian yang menyebabkan penyakit yang lebih berat.
- Laporkan kasus-kasus/klaster-klaster awal yang terkait dengan infeksi Omicron kepada WHO melalui mekanisme Regulasi Kesehatan Internasional (International Health Regulation/IHR).
- Setelah pelaporan tersebut, laporkan (secara terbuka atau melalui IHR) prevalensi relatif Omicron sebagai jumlah sekuens Omicron (numerator) dibagi dengan jumlah total sekuens yang diperoleh dari surveilans rutin (denominator) dan/atau, jika tersedia, jumlah SGTF dibanding jumlah sampel yang dites, pada jangka waktu yang sama, berdasarkan tanggal pengambilan sampel.
- Jika kapasitas memungkinkan dan dengan berkoordinasi dengan komunitas internasional, lakukan investigasi kasus dan pemeriksaan laboratorium (lihat di bawah) untuk meningkatkan pemahaman tentang parameter transmisi, efektivitas vaksin, tingkat keparahan
penyakit, efektivitas langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial terhadap Omicron, metode diagnosis, respons imun, netralisasi antibodi, atau karakteristik-karakteristik relevan lainnya. Sekuensing untuk spesimen yang diambil dalam investigasi
ini mungkin perlu diprioritaskan.
- Saat mencatat data kasus, status vaksinasi dan tanggal vaksinasi; riwayat infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya; gejala/presentasi klinis; dan tingkat keparahan/hasil klinis kasus perlu sangat diperhatikan.
- Studi-studi epidemiologis dan sekuensing spesimen dapat diarahkan untuk orang-orang dengan karakteristik tingkat individu khusus (misalnya, dugaan reinfeksi, karakteristik klinis, pasien dengan gangguan sistem imun, sekuensing selektif untuk infeksi setelah vaksinasi (breakthrough), dan klaster biasa dan kejadian luar biasa.
- Informasi lebih lanjut tentang surveilans dalam konteks varian baru, termasuk strategi pengambilan sampel, dapat dilihat di WHO guidance for surveillance of SARS-CoV-2 variants Interim guidance 9 August 2021; panduan lain tersedia dari ECDC Guidance for representative and targeted genomic SARS-CoV-2 monitoring.
3.2 Laboratorium
- Variant of concern Omicron termasuk dalam lineage Pango B.1.1.529, clade Nextstrain 21K, dan clade GISAID GR/484A dan memiliki 45–52 perubahan asam amino, termasuk 26–32 perubahan pada protein spike dibandingkan galur referensi.
- Sebagian besar alat tes diagnostik tetap dapat mendeteksi variant of concern Omicron.
- SGTF akibat penghapusan pada posisi spike 69-70, yang mirip dengan deteksi varian Alpha, dilaporkan terjadi. Karena itu, asai ThermoFisher TaqPath dapat digunakan sebagai alat tes yang memberikan indikasi untuk varian ini sembari menunggu konfirmasi sekuensing. Penggunaan pendekatan SGTF dapat mempercepat deteksi.
- Studi-studi tentang apakah alat-alat tes diagnostik cepat berbasis antigen (AgRDT) SARS-CoV-2 tertentu terpengaruh oleh varian ini sedang dijalankan.
- Di negara-negara yang memiliki kapasitas sekuensing, WHO menganjurkan agar sebagian representatif kasus terkonfirmasi SARS-CoV-2 disekuens. Selain sampel-sampel yang dipilih secara acak untuk mencapai tingkat representasi, kriteria pemilihan sampel sebaiknya mencakup kasus-kasus dari kejadian-kejadian transmisi yang tidak biasa (misalnya, peningkatan transmisi meskipun intervensi-intervensi dijalankan), presentasi/tingkat keparahan penyakit yang tidak terduga, infeksi setelah vaksinasi (breakthrough), reinfeksi, pasien yang sakit berat, dan pasien yang diketahui memiliki kaitan epidemiologis dengan tempat-tempat di mana Omicron menyebar.
- WHO menganjurkan agar data genom dilaporkan dengan cepat ke ranah publik dan agar metadata seperti data klinis dan epidemiologis segera dikumpulkan agar hasilnya dapat diinterpretasi dengan teliti.
- Seluruh langkah tes SARS-CoV-2 harus terhubung dengan tindakan kesehatan masyarakat untuk memastikan adanya layanan dan dukungan klinis yang sesuai dan untuk melakukan pelacakan kontak dengan tujuan memutus rantai transmisi.
- Untuk negara-negara dengan akses tes diagnostik di mana setidaknya salah satu target gen berisi target gen S:
- Prioritaskan spesimen-spesimen dengan SGTF (gen S tidak terdeteksi dan target-target lain terdeteksi) untuk konfirmasi sekuensing Omicron.
- Meskipun peningkatan SGTF secara tiba-tiba dapat mengindikasikan menyebarnya Omicron karena prevalensi varian Alpha (yang juga menyebabkan SGTF) sangat rendah di hampir semua negara, konfirmasi Omicron dengan sekuensing tetap direkomendasikan.
- Untuk negara-negara tanpa akses tes diagnostik dengan target gen S, penguatan surveilans dan sekuensing direkomendasikan agar karakteristik varian-varian SARS-CoV-2 yang beredar dapat ditentukan.
- Lakukan kajian retrospektif atas data sekuens-sekuens genom yang ada dan SGTF jika ada di tingkat negara, dengan tanggal pengambilan sampel mulai dari Oktober 2021 hingga sekarang.
- Jika belum, lakukan sekuensing untuk spesimen-spesimen dengan SGTF yang masih baru, dari Oktober hingga sekarang jika memungkinkan.
- Pastikan sekuens genom dilaporkan ke ranah publik (misalnya, GISAID) dengan cepat untuk memfasilitasi analisis retrospektif otomatis.
- Untuk negara-negara yang memiliki kapasitas, pengambilan sampel air limbah dapat menjadi alat tambahan untuk investigasi retrospektif dan prospektif atas Omicron di komunitas.
Sampel prospektif
Gunakan pendekatan berbasis risiko dalam menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional pada waktu yang tepat. Gunakan pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional
pada waktu yang tepat. Informasi tambahan dapat dilihat di anjuran WHO untuk lalu lintas internasional terkait varian Omicron SARS-CoV-2 yang akan diterbitkan.
- Akibat risiko importasi melalui pelaku perjalanan yang datang dari lokasi-lokasi yang mengalami transmisi Omicron, negara-negara dapat meningkatkan pengambilan sampel dari pelaku perjalanan yang masuk. Sampel yang positif berdasarkan tes rRT-PCR perlu disekuens untuk mengonfirmasi keberadaan Omicron.
- Strategi tes nasional perlu dimutakhirkan untuk mencakup alat diagnostik yang ada sehingga tes dan pelaporan dapat dilakukan dengan cepat dan tes dapat didesentralisasi dengan efektif.
- WHO merekomendasikan agar kapasitas tes nasional dan kemampuan sekuensing genom ditingkatkan dan perencanaan yang tepat dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan permintaan layanan tes.
3.3 Vaksinasi
- Keberadaan lebih dari satu mutasi pada protein spike di daerah pengikat reseptor (receptor-binding domain) mengindikasikan bahwa kemungkinan besar Omicron memiliki kemampuan menghindari imunitas dari perlindungan antibodi. Namun potensi menghindari imunitas seluler lebih sulit diprediksi. Secara umum, masih banyak ketidakpastian terkait tingkat potensi Omicron dalam menghindari imunitas. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami potensi menghindari imunitas akibat vaksin dan infeksi. Upaya penelitian masih berjalan, dan data diperkirakan akan tersedia dalam minggu-minggu mendatang.
- Terlepas dari ketidakpastian-ketidakpastian ini, dapat diasumsikan dengan wajar bahwa vaksin-vaksin yang ada saat ini memberikan perlindungan tertentu terhadap penyakit berat dan kematian.
- Upaya-upaya otoritas kesehatan masyarakat untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 pada semua populasi yang berhak mendapatkan vaksin perlu diintensifkan, tetapi tetap dengan prioritas untuk populasi-populasi yang berisiko tinggi mengalami penyakit serius yang belum divaksinasi sama sekali maupun divaksinasi lengkap, termasuk orang lanjut usia, tenaga kesehatan, dan orang-orang dengan kondisi penyerta yang meningkatkan risiko mereka mengalami penyakit berat dan kematian.
3.4 Pendekatan berbasis risiko dalam menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional
- Gunakan pendekatan berbasis risiko dalam menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional pada waktu yang tepat. Gunakan pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional pada waktu yang tepat. Informasi tambahan dapat dilihat di anjuran WHO untuk lalu lintas internasional terkait varian Omicron SARS-CoV-2 yang akan diterbitkan.
3.5 Langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial (LKMS)
- Penggunaan masker, penjagaan jarak fisik, ventilasi tempat dalam ruangan, menghindari kerumunan, dan kebersihan tangan tetap menjadi komponen penting untuk menurunkan transmisi SARS-CoV-2 bahkan dalam konteks varian-varian baru. Namun, LKMS mungkin perlu diperkuat untuk semakin membatasi kontak antara orang-orang untuk mengendalikan penyebaran varian yang lebih mudah menyebar.
- Penggunaan LKMS yang ada sebagai respons terhadap kasus maupun klaster kasus, seperti pelacakankontak, karantina, dan isolasi, harus terus diadaptasi sesuai konteks epidemiologis dan sosial serta ditegakkan.
- Berdasarkan penilaian risiko, dengan mempertimbangkan situasi epidemiologis, kapasitas respons,cakupan vaksinasi, persepsi publik, dan ketidakpastian-ketidakpastian seputar situasi Omicron yangberubah dengan cepat, negara-negara perlu siap mengekskalasi LKMS pada waktu yang tepat untukmenghindari kebutuhan berlebih untuk layanan-layanan kesehatan.
- Panduan lebih lanjut tentang penyesuaian LKMS dapat dilihat di panduan WHO Considerations forimplementing a risk-based approach to international travel in the context of COVID-19.
3.6 Kesiapsiagaan sistem pelayanan kesehatan
Sebagai bagian dari kegiatan kesiapsiagaan selama penelitian dijalankan untuk lebih memahami karakteristik-karakteristik fenotipe variant of concern baru ini serta sebagai antisipasi kemungkinan peningkatan beban kasus COVID-19 dan tekanan pada sistem kesehatan yang diakibatkan peningkatan kasus tersebut, negara-negara dianjurkan untuk memastikan adanya rencana-rencana mitigasi untuk mempertahankan layanan-layanan kesehatan esensial dan memastikan adanya sumber daya untuk merespons kemungkinan lonjakan. Alat-alat seperti COVID-19 Essential Supplies Forecasting Tool dapat digunakan.
3.7 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
- Pemerintah perlu mengomunikasikan secara teratur informasi terkait Omicron dan kemungkinandampaknya bagi masyarakat pada waktu yang tepat dan dengan transparan untuk menumbuhkanrasa percaya dan meningkatkan penerimaan atas langkah-langkah respons.
- Salah satu intervensi paling penting dan paling efektif dalam respons kesehatan masyarakat terhadap kejadian apa pun adalah komunikasi proaktif dengan populasi tentang apa yang diketahui, apa yangtidak diketahui, dan apa yang sedang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan mengurangi risiko.
- Banjir informasi dan misinformasi COVID-19 perlu dikelola di segala tingkatan respons dengan caramemberikan informasi yang tepat pada saat yang tepat kepada orang yang tepat melalui kanal-kanalterpercaya (misalnya, pemimpin komunitas dan pemimpin agama, dokter keluarga, dan anggota-anggota berpengaruh lain dalam masyarakat). Perlu ada sistem pemantauan informasi untukmerekam tren-tren yang baru untuk memungkinkan penyampaian paket materi komunikasi terarah.
- Saat LKMS disesuaikan, komunitas-komunitas perlu diberi informasi, dilibatkan, dan didukung secarapenuh dan teratur sebelum perubahan dilakukan sehingga mereka dapat merasa bertanggung jawabatas LKMS tertentu. Rasa percaya penting untuk dibangun dan dipelihara, terutama dalam konteks-konteks di mana populasi setempat tidak banyak dilibatkan atau tidak dilibatkan sama sekali dalampengambilan keputusan. Komunikasi risiko yang jelas, padat, dan transparan, termasuk dasarpemikiran berbasis bukti untuk penyesuaian langkah-langkah perlu disusun bersama komunitassasaran LKMS.
- Komunitas penting untuk implementasi LKMS di tingkat populasi dan berkontribusi penting padamitigasi dampak sosial dan ekonomi langkah-langkah tertentu (misalnya, gangguan ketersediaanpangan dan bahan-bahan kebutuhan lainnya).
Referensi
- WHO Classification of Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 Variant of Concern. https://www.who.int/news/item/26-11-2021-classification-of-omicron-(b.1.1.529)-sars-cov-2-variant-of-concern
- European Centre for Disease Prevention and Control. Threat Assessment Brief: Implications of theemergence and spread of the SARS-CoV-2 B.1.1. 529 variant of concern (Omicron) for the EU/EEA. https://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/threat-assessment-brief-emergence-sars-cov-2-variant-b.1.1.529
- Guidance for surveillance of SARS-CoV-2 variants: Interim guidance, 9 August 2021. https://www.who.int/publications/i/item/WHO_2019-nCoV_surveillance_variants
- Referensi lain dimasukkan sebagai tautan di masing-masing bagian.
Ucapan terima kasih
- Dokumen ini didasarkan pada SEARO technical brief and priority action on Omicron V2.1 yang disusundengan kontribusi dari berbagai anggota staf Kantor WHO Kawasan Asia Tenggara dan Kantor WHONegara India.
Lampiran: Definisi operasional
Kasus dan infeksi diperkirakan juga terjadi pada orang yang sudah divaksinasi, meskipun proporsinya kecil dan dapat diperkirakan sesuai angka efikasi vaksin. Definisi-definisi berikut disarankan untuk digunakan untuk menentukan karakteristik infeksi dan kasus pada orang yang sudah divaksinasi:
- Infeksi asimtomatik setelah vaksinasi: deteksi RNA atau antigen SARS-CoV-2 pada spesimen saluran pernapasan yang diambil dari orang tanpa gejala mirip COVID-19 ≥ 14 hari setelah orang tersebut menerima lengkap semua dosis rangkaian vaksin yang direkomendasikan.
- Infeksi simtomatik setelah vaksinasi: deteksi RNA atau antigen SARS-CoV-2 pada spesimen saluran pernapasan yang diambil dari orang dengan gejala mirip COVID-19 ≥ 14 hari setelah orang tersebut menerima lengkap semua dosis rangkaian vaksin yang direkomendasikan.
Penyebutan perusahan-perusahaan tertentu atau produk dari produsen-produsen tertentu tidak mengimplikasikan bahwa perusahaan atau produk tersebut mendapat dukungan atau rekomendasi WHO lebih dari perusahaan atau produk lain dengan sifat yang serupa yang tidak disebutkan. Selain pengecualian terbatas, nama produk-produk hak milik dibedakan dengan huruf depan yang ditulis dengan huruf besar.
1 Paragraf ini direvisi agar menjadi lebih jelas.