WHO and UNICEF are calling on the Government and partners to support mothers to continue breastfeeding during the ongoing pandemic and get vaccinated for Covid-19
JAKARTA, 31 July 2021 – As World Breastfeeding Week kicks off tomorrow, the World Health Organization (WHO) and UNICEF are calling on the Government and all partners to support and protect mothers in Indonesia to continue
optimal breastfeeding practices during the ongoing COVID-19 pandemic. Specifically, mothers should be encouraged to initiate breastfeeding within the first hour of birth, exclusively breastfeed their infants during the first six months, and continuously
breastfeed up to two years and beyond.
With the rollout of COVID-19 vaccines in Indonesia, WHO, UNICEF and the Ministry of Health recommend that breastfeeding mothers get the COVID-19 vaccine, and mothers who are vaccinated are encouraged to continue breastfeeding to protect their infants.
Breastfeeding is the best source of nourishment for infants and young children, and a proven lifesaving strategy that helps protect children against many common childhood illnesses such as diarrhoea and pneumonia. It is well established that breastfed children perform better on intelligence tests, are less likely to be obese or overweight and are less prone to non-communicable diseases later in life. Increasing breastfeeding to near-universal levels globally could save more than 820,000 lives and prevent an additional 20,000 cases of breast cancer in women each year.
“Breastfeeding provides countless health, social and economic benefits for both children and their mothers,” said UNICEF Indonesia Representative Debora Comini. “Now more than ever, we need to support breastfeeding mothers, so they give their children the best possible start in life. For this, we need to ensure that all breastfeeding mothers are vaccinated against COVID-19, in order to be protected against the virus and able to care for their child"
Even before the pandemic, only 1 in 2 infants under six months of age were exclusively breastfed in Indonesia, with the median duration of exclusive breastfeeding only lasting three months. By 12 months and 23 months of age, three quarters and slightly more than half of infants continued to be breastfed, respectively. The pandemic has brought new challenges for mothers who are not only concerned about the safety of breastfeeding but social restrictions also mean that breastfeeding support is harder to find.
Moreover, with the health system in Indonesia stretched by the COVID-19 crisis, counselling and skilled lactation support for mothers has been strained. A national survey conducted by the Ministry of Health with support from UNICEF reported that less than 50 per cent of mothers and caregivers of children aged under the age of two received breastfeeding counselling during the pandemic. The situation has been worsened by frequent violations of the International Code of Marketing of Breastmilk Substitute.
“It is the responsibility of all to protect and support mothers to breastfeed their children,” said WHO Indonesia Representative Dr N. Paranietharan. “Optimal breastfeeding is so critical and important, that it is one of the most effective ways to ensure optimal child health and survival.”
As the benefits of breastfeeding are significant, mothers with confirmed or suspected COVID-19 infections and who are isolating at home should continue breastfeeding with necessary and appropriate health protocols during feeding. Mothers should also be advised to continue breastfeeding if their child is suspected or confirmed to have COVID-19.
On the occasion of World Breastfeeding Week, WHO and UNICEF are calling on the Government, partners and community members to:
- Ensure that breastfeeding mothers receive Covid-19 vaccinations and are encouraged to continue breastfeeding after vaccination
- Ensure that breastfeeding counselling is available to all mothers and caregivers of children under-two through both face-to-face and digital channels;
- Strengthen the implementation and monitoring of the International Code of Marketing of Breastmilk Substitute to protect mothers from an inappropriate marketing of Breastmilk Substitutes.
- Ensure mothers are protected and supported to continue breastfeeding practice despite their and their children’s COVID-19 status.
About UNICEF
UNICEF promotes the rights and wellbeing of every child, in everything we do. Together with our partners, we work in 190 countries and territories to translate that commitment into practical action, focusing special
effort on reaching the most vulnerable and excluded children, to the benefit of all children, everywhere.
For more information about UNICEF and its work visit:
www.unicef.org
Follow us on Twitter and Facebook.
About WHO
The World Health Organization provides global leadership in public health within the United Nations system. Founded in 1948, WHO works with 194 Member States, across six regions and from more than 150 offices, to promote
health, keep the world safe and serve the vulnerable. Our goal for 2019-2023 is to ensure that a billion more people have universal health coverage, to protect a billion more people from health emergencies, and provide a further billion people with
better health and wellbeing. #HealthforAll
Media contacts
WHO:
seinocomm@who.int
UNICEF:
Kinanti Pinta Karana
Communications Specialist,
kpkarana@unicef.org,
+62 8158805842
=============================
Pekan Menyusui Sedunia 2021: Dukungan lebih besar untuk ibu menyusui di Indonesia dibutuhkan di tengah pandemi COVID-19
WHO dan UNICEF menyerukan Pemerintah dan para mitranya untuk mendukung para ibu agar melanjutkan menyusui di tengah pandemi dan mendapatkan vaksin COVID-19.
JAKARTA, 31 Juli 2021 – Menyambut Pekan Menyusui Sedunia yang dimulai esok hari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menyerukan Pemerintah dan semua mitra untuk mendukung dan melindungi ibu di Indonesia agar mereka terus memberikan ASI secara optimal di tengah pandemi COVID-19. Secara khusus, ibu perlu didorong untuk mulai menyusui dalam satu jam pertama paska-persalinan dan memberikan ASI secara ekslusif selama enam bulan pertama kehidupan anak, dan meneruskan menyusui hingga anak berusia dua tahun atau lebih dengan makanan pendamping ASI yang tepat.
Seiring dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, WHO, UNICEF, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menganjurkan vaksin untuk ibu menyusui. Ibu yang sudah divaksinasi juga disarankan agar meneruskan menyusui untuk melindungi bayi.
Bagi bayi dan balita, ASI adalah sumber gizi yang terbaik dan sudah terbukti keampuhannya dalam menyelamatkan kehidupan. ASI membantu melindungi anak dari berbagai penyakit yang banyak dialami anak-anak, seperti diare dan pneumonia. Selain itu, telah diketahui pula anak yang mendapatkan ASI memperlihatkan hasil tes kecerdasan yang lebih baik, memiliki kemungkinan mengalami obesitas atau berat badan berlebih yang lebih rendah, dan tidak rentan mengalami penyakit-penyakit tidak menular di masa dewasa. Peningkatan pemberian ASI secara global berpotensi menyelamatkan lebih dari 820.000 nyawa dan mencegah pertambahan sebanyak 20.00 kasus kanker payudara pada perempuan setiap tahunnya.
“Pemberian ASI memiliki beragam manfaat kesehatan, sosial, dan ekonomi baik bagi anak maupun ibu,” ujar Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini. “Saat ini, dukungan terhadap ibu menyusui sangat dibutuhkan agar ibu dapat memberikan anak-anaknya awal yang terbaik dalam hidup mereka. Untuk itu, kita harus pastikan semua ibu menyusui menerima vaksin COVID-19 agar mereka terlindung dari virus korona sehingga mampu mengasuh dan merawat anaknya.”
Pada masa sebelum pandemi pun, hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah enam bulan yang menerima ASI eksklusif di Indonesia, dengan median durasi pemberian ASI eksklusif hanya selama tiga bulan. Pada usia 12 bulan dan 23 bulan, bayi yang masih menerima ASI masing-masing adalah tiga perempat dan sedikit di atas separuh dari seluruh populasi bayi. Kini, pandemi membawa sejumlah tantangan baru bagi para ibu—tidak hanya kekhawatiran perihal keamanan menyusui di masa pandemi, tetapi pembatasan sosial menyebabkan semakin sulitnya mendapatkan dukungan untuk ibu menyusui.
Selain itu, mengingat sistem kesehatan Indonesia saat ini difokuskan untuk penanggulangan krisis COVID-19, layanan konseling dan dukungan dari konselor terlatih bagi ibu menyusui turut terkendala. Menurut survei nasional yang dilakukan oleh Kemenkes RI dengan dukungan UNICEF, konseling menyusui di masa pandemi hanya menjangkau kurang dari 50 persen ibu dan pengasuh anak berusia di bawah dua tahun. Situasi ini diperparah oleh tingginya pelanggaran Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI.
“Semua pihak bertanggung jawab melindungi dan mendukung para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya,” kata Perwakilan WHO Indonesia Dr N. Paranietharan. “Pemberian ASI yang optimal sangat penting karena merupakan salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan keberlangsungan hidup anak.”
Mengingat manfaat ASI yang luar biasa, ibu yang terkonfirmasi atau diduga tertular COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah dianjurkan melanjutkan pemberian ASI dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pemberian ASI juga sebaiknya dilanjutkan bagi anak yang diduga atau terkonfirmasi tertular COVID-19.
Merayakan Pekan Menyusui Sedunia, WHO dan UNICEF mengajak Pemerintah, mitra, dan anggota masyarakat untuk:
- Memastikan agar ibu menyusui menerima vaksin COVID-19 dan ibu didorong agar tetap menyusui setelah vaksinasi
- Memastikan ketersediaan konseling menyusui untuk semua ibu dan pengasuh dari anak berusia di bawah dua tahun, baik secara tatap muka maupun melalui sarana digital
- Menguatkan implementasi dan pemantauan penerapan Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI untuk melindungi ibu dari pemasaran produk pengganti ASI yang tidak etis.
- Memastikan perlindungan dan dukungan untuk ibu agar melanjutkan pemberian ASI, lepas dari status COVID-19 dari ibu dan anak.
Tentang UNICEF
UNICEF mempromosikan hak-hak dan kesejahteraan setiap anak melalui setiap kegiatannya. Bersama dengan para mitra, kami bekerja di lebih dari 190 negara dan wilayah untuk mengubah komitmen itu menjadi aksi nyata dengan
fokus untuk menjangkau anak yang paling rentan dan paling terpinggir, demi semua anak, di mana pun mereka berada.
Untuk informasi lebih jauh tentang UNICEF dan kerja-kerjanya, silakan kunjungi: www.unicef.org
Ikuti kami di Twitter dan Facebook.
Tentang WHO
Organisasi Kesehatan Dunia adalah pemimpin global dalam bidang kesehatan publik dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa. Didirikan pada tahun 1948, WHO bekerja dengan 194 Negara Anggota, di enam wilayah dengan lebih dari
150 kantor perwakilan untuk meningkatkan kesehatan, memastikan dunia yang aman dan melayani populasi rentan. Tujuan kami untuk 2019-2023 adalah meningkatkan jumlah orang yang memiliki cakupan kesehatan universal sebesar satu miliar jiwa, meningkatkan
jumlah orang dengan perlindungan terhadap keadaan darurat kesehatan sebesar satu miliar jiwa serta meningkatkan jumlah orang dengan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik sebesar satu miliar jiwa. #HealthforAll
Kontak Media
WHO: seinocomm@who.int
UNICEF:
Kinanti Pinta Karana, Communications Specialist, kpkarana@unicef.org, +62 8158805842