World Tuberculosis Day 2023

World Tuberculosis Day 2023

Yes! We can end TB!

Hampir 7 juta nyawa terselamatkan sejak 2000 berkat upaya Indonesia mengakhiri TB

969 000 orang  terjangkit TB di Indonesia pada 2021

144 000 orang meninggal akibat TB di Indonesia pada tahun 2021

 

Hari Tuberkulosis Sedunia 2023

Hari TB Sedunia 2023, dengan tema “Yes! We can end TB!”, bertujuan menginspirasi harapan dan mendorong kepemimpinan tingkat tinggi, peningkatan investasi, pemahaman lebih cepat terhadap rekomendasi baru WHO, adopsi inovasi, percepatan aksi, dan kolaborasi multisektor untuk memerangi epidemi TB.

Ini tahun yang sangat penting, dengan peluang meningkatkan visibilitas dan komitmen politik pada Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tahun 2023 tentang TB. Tahun ini, sorotan Hari TB Sedunia adalah mendesak negara-negara untuk meningkatkan kemajuan menjelang Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang TB tahun 2023.

WHO dan para mitra juga akan mengeluarkan seruan aksi yang mendesak Negara-negara Anggota mempercepat peluncuran regimen pengobatan semua-oral berdurasi lebih pendek yang direkomendasikan WHO untuk TB resistan obat.

Hari TB Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 24 Maret untuk meningkatkan kesadaran tentang TB dan upaya mengakhiri epidemi global, menandai tahun 1882, ketika bakteri penyebab penyakit ini ditemukan.

Pesan Kunci

UNHLM auidience photo
WHO/Global TB Programme
© Credits

Kepemimpinan dan aksi tingkat tinggi untuk mengakhiri TB

2023 adalah tahun untuk menyoroti upaya mengakhiri TB dan penderitaan yang ditimbulkannya bagi jutaan orang, serta menyerukan perawatan komprehensif dan universal bagi mereka yang terdampak. Pertemuan Tingkat Tinggi PBB 2023 tentang TB di Majelis Umum pada bulan September akan mempertemukan para Kepala Negara dan memberikan kesempatan memobilisasi komitmen politik dan sosial untuk meningkatkan kemajuan melawan penyakit kuno ini. Bersama-sama, kita bertanggung jawab mengatasi ketidaksetaraan dan mengakhiri penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini.

WHO/Rosa Panggabean.
TB in Indonesia
© Credits

Investasi sumber daya, dukungan, perawatan dan informasi yang mendesak sangat penting untuk memastikan akses universal perawatan TB untuk penelitian

Hal ini sangat penting dalam konteks pandemi COVID-19 serta konflik yang sedang berlangsung serta krisis sosial ekonomi, yang telah membahayakan kemajuan Stop TB, dan untuk memastikan akses yang adil terhadap pencegahan dan perawatan sejalan dengan upaya WHO untuk mencapai Cakupan Kesehatan Universal. Meningkatnya investasi untuk mendukung peluncuran opsi pengobatan pencegahan TB yang direkomendasikan WHO, regimen pengobatan TB yang lebih pendek, diagnostik dan tes molekuler cepat untuk infeksi TB, serta inovasi dan alat digital lainnya akan mengarah pada peningkatan kesehatan dan menyelamatkan jutaan nyawa. Investasi dalam penelitian dan inovasi sangatlah penting untuk mempercepat upaya mencapai target Stop TB.

Jefri Tarigan /Anadolu Agency/Getty Images
TB in Indonesia
© Credits

Mengatasi ketidakadilan untuk memastikan kesehatan bagi semua

Pandemi COVID-19 telah menarik perhatian pada perbedaan mendalam yang bertahan antara dan di dalam negara. Orang dengan TB adalah salah satu yang paling terpinggirkan dan rentan, menghadapi hambatan dalam mengakses perawatan. WHO menyerukan tindakan global untuk mengatasi ketidakadilan kesehatan bagi orang-orang dengan TB dan penyakit lainnya.


Solo Imaji/Future Publishing via Getty Images
TB in Indonesia
© Credits

Mengakhiri TB membutuhkan aksi bersama semua sektor

Untuk memberikan layanan yang tepat, mendukung dan memungkinkan lingkungan aman di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat. TB terkonsentrasi di lingkungan yang dilanda kemiskinan serta tantangan sosial dan ekonomi lainnya, dan pada populasi paling rentan. Kemiskinan, kekurangan gizi, kondisi hidup dan kerja yang buruk, berkontribusi mempengaruhi cara orang jatuh sakit, terjangkit TB, dan mengatasi kebutuhan pengobatan (termasuk medis, keuangan dan sosial), serta mempengaruhi hasil kesehatan mereka. Maka, kemajuan dalam memerangi TB dan pemicunya tidak dapat dicapai sistem kesehatan semata. Ia membutuhkan komitmen politik yang kuat di tingkat tertinggi, kolaborasi multisektoral yang kuat (melampaui sektor kesehatan), dan sistem akuntabilitas yang efektif.

Latar Belakang Hari TB

TB masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Setiap hari, hampir 4.400 orang kehilangan nyawa karena TB dan hampir 30.000 orang jatuh sakit karena penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini.

 Upaya global memerangi TB telah menyelamatkan sekitar 74 juta nyawa sejak 2000. Namun, pandemi COVID-19, ditambah dengan konflik di seluruh Eropa, Afrika, dan Timur Tengah serta ketidaksetaraan sosial ekonomi, telah membalikkan kemajuan yang dicapai selama bertahun-tahun dalam perjuangan untuk mengakhiri TB, serta menempatkan beban lebih berat pada mereka yang terdampak, terutama yang paling rentan.

Dalam Laporan Tuberkulosis Global terbarunya, WHO menyoroti bahwa untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, perkiraan jumlah kasus TB dan kematian akibat TB telah meningkat.