WHO
© Credits

Sehidup, sehati

Kita hanya  memiliki satu kehidupan dan satu hati. Hepatitis dapat membunuh  keduanya.   

Hati kita diam-diam melakukan lebih dari 500 fungsi vital setiap hari untuk membuat kita tetap hidup.

Namun infeksi virus hepatitis juga mulainya tanpa gejala dan gejalanya akan terlihat dan terasa setelah penyakitnya mencapai stadium lanjut. Meskipun ada banyak jenis virus hepatitis (A hingga E), hepatitis B dan C adalah yang paling memprihatinkan dan menyebabkan hampir 8000 infeksi baru setiap hari, yang sebagian besar tidak terdeteksi.

Akibatnya? Lebih dari satu juta kematian terkait hepatitis pertahun, dan satu infeksi kronis baru setiap sepuluh detik. Oleh karena itu,  kesehatan hati sangat penting bagi kesehatan manusia.

Begitu banyak kematian hepatitis yang dapat  dicegah. Karena tersedia  vaksin dan pengobatan yang efektif untuk hepatitis B dan bahkan obat untuk menyembuhkan hepatitis C – kita BISA melindungi diri sendiri dan orang yang kita cintai.

Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan setempat untuk mengetahui cara melindungi diri kita dari hepatitis.

Pesan Kunci

1. Kita hanya  memiliki satu kehidupan dan satu hati. Hepatitis dapat membunuh  keduanya.

Hati secara diam-diam melakukan lebih dari 500 fungsi vital setiap hari untuk membuat kita tetap hidup. Itulah sebabnya memprioritaskan kesehatan hati – dan mengetahui status hepatitis kita – sangatlah penting.

  • Selain mengetahui status hepatitis kita dan mencari pengobatan, mengurangi alkohol, mencapai berat badan yang sehat, mengobati hipertensi, dan mengelola diabetes adalah kunci kesehatan hati.
  • Manfaat hati yang sehat antara lain:
    • Hidup lebih lama.
    • Melindungi orang yang Anda cintai terhadap hepatitis.
    • Melindungi organ vital lainnya, termasuk jantung, otak dan ginjal, yang bergantung pada fungsi hati.

 

2. Virus hepatitis masih membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun.

  • Jika digabung, hepatitis B dan hepatitis C menyebabkan 1,1 juta kematian dan 3 juta infeksi baru setiap tahun.
  • 350 juta orang hidup dengan infeksi virus hepatitis kronis.
  • 3.000 orang meninggal karena hepatitis setiap hari. Artinya, ada satu kematian hepatitis setiap tiga puluh detik.
  • Lebih dari 8.000 infeksi hepatitis B dan C baru terjadi setiap hari, setara dengan lebih dari 5 infeksi setiap menit.
  • Jika kondisi saat ini berlanjut, virus hepatitis akan membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya daripada gabungan malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS pada tahun 2040.

 

3. Secara global, sangat banyak orang hidup dengan hepatitis yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Ini harus berubah.

Infeksi hepatitis tanpa gejala, sedangkan kesadaran tentang kesehatan hati rendah. Sebagian besar gejala hanya muncul ketika penyakit ini masuk stadium lanjut lanjut, mengakibatkan sejumlah besar orang yang hidup dengan hepatitis tidak terdiagnosis. Bahkan ketika hepatitis didiagnosis, jumlah orang yang diobati sangat kecil.
  • Kebanyakan orang mengetahui terinfeksi hepatitis B atau C setelah bertahun-tahun terinfeksi tanpa gejala, dan hanya ketika mereka terjangkit penyakit hati atau kanker yang serius.
  • Bahkan setelah diagnosis, tingkat pengobatan dan perawatan untuk orang yang hidup dengan hepatitis sangat buruk.
  • Hanya 10% orang dengan hepatitis B kronis yang terdiagnosis. Hanya 22% dari mereka yang menerima pengobatan, atau setara dengan hanya 2% dari total beban kesehatan global.
  • Hanya 21% orang dengan hepatitis C yang didiagnosis. 62% dari mereka yang terdiagnosis menerima pengobatan untuk menyembuhkan mereka, setara dengan hanya 13% dari total beban kesehatan global.

 

4. Begitu banyak infeksi hepatitis – dan kematian – dapat dicegah.

Menawarkan layanan yang mudah diakses di fasilitas kesehatan setempat adalah kunci keberhasilan mengakhiri hepatitis.
  • Untuk menghilangkan hepatitis dan mencapai target ambisius WHO pada tahun 2030, layanan perawatan primer yang disederhanakan untuk virus hepatitis harus memastikan bahwa:
    • Semua wanita hamil yang hidup dengan hepatitis B kronis memiliki akses ke pengobatan dan bayi mereka memiliki akses ke vaksin hepatitis B untuk mencegah infeksi.
    • 90% orang yang hidup dengan hepatitis B dan/atau hepatitis C terdiagnosis.
    • 80% dari orang yang terdiagnosis disembuhkan atau dirawat sesuai dengan kriteria kelayakan yang diperluas yang lebih baru.
  • Hepatitis C dapat dicegah dengan melakukan skrining yang memadai pada semua darah yang disumbangkan, memastikan praktik penyuntikan yang aman di tempat perawatan kesehatan, di rumah dan terutama di antara orang yang menyuntikkan narkoba.
  • Setelah bertahun-tahun jumlah pengobatan meningkat, data saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengakses penyembuhan hepatitis C melambat.
  • Pengobatan 12 minggu untuk menyembuhkan satu orang dari hepatitis C sekarang harganya sekitar Rp1.500.000, turun drastis dari biaya awal lebih dari Rp1,4 miliar saat pertama kali diperkenalkan.
  • Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi dan dikelola secara efektif melalui pengobatan. Pengobatan hepatitis B sekarang biayanya kurang dari Rp960.000 per tahun, atau sekitar Rp 80.000 per bulan.
  • Penurunan harga ini seharusnya meningkatkan tingkat cakupan pengobatan.

 

5. Dengan COVID-19 bukan lagi  menjadi krisis  kesehatan global, sekaranglah waktunya untuk memberantas  virus hepatitis dan mencapai tujuan target 2030 kita.

COVID-19 memperlambat kemajuan respons hepatitis global dalam beberapa tahun terakhir. Namun, keberhasilan yang berkelanjutan dalam mengurangi infeksi hepatitis B pada anak-anak membuktikan kemajuan itu mungkin terjadi. Sekarang saatnya memprioritaskan pengujian dan pengobatan untuk mewujudkan dunia bebas hepatitis dan memenuhi target 2030 kita.
  • Pengurangan infeksi hepatitis B pada anak-anak melalui praktik vaksinasi yang efektif adalah salah satu dari sedikit target kesehatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang berada di jalurnya. Itu juga satu-satunya target hepatitis yang ada di jalurnya.
  • Namun, masih terlalu sedikit negara di Afrika yang memiliki akses ke “vaksin dosis lahir tepat waktu” hepatitis B, yang diberikan dalam 24 jam pertama setelah lahir. Upaya untuk meningkatkan ini terhenti karena COVID-19.
  • Pemberian lebih banyak vaksin hepatitis B saat lahir sangat dibutuhkan untuk memenuhi target SDG mencegah penularan dari ibu ke anak.