Sewaktu Rahmi (Mimi), seorang bidan dari Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (Pangkep), Indonesia, masih anak-anak, ia sering bertanya-tanya mengapa ibunya jarang ada di rumah. “Sekarang saya mengerti,” katanya. “Beliau berjuang untuk kami, anak-anaknya, dan juga melayani penduduk pulau, yang sangat membutuhkan keahliannya.”
Saat itu, ibunya, Rabiah, juga merupakan seorang bidan. Beliau memberikan perawatan kepada komunitas-komunitas kepulauan yang sulit di jangkau – tempat-tempat yang baru ia dapat jangkau setelah 24 jam naik perahu jika cuaca dan Laut Flores sedang tenang. Sebagai satu-satunya tenaga kesehatan di gugus pulau itu, Rabiah harus melakukan segala sesuatu: membantu persalinan, menjalankan skrining dan promosi kesehatan, serta memastikan setiap penduduk menerima imunisasi sesuai jadwal.
Meskipun Mimi tidak ikut ibunya pergi bekerja, ia sering menghabiskan waktu luang bermain sebagai dokter. Bertahun-tahun setelahnya, Rabiah, yang merupakan seorang ibu tunggal, menyekolahkan Mimi ke sekolah kebidanan mengikuti jejaknya. Tiga saudaranya juga menjadi tenaga kesehatan.
“Beliau adalah inspirasi terbesar dalam hidup saya,” ujar Mimi. “Sejak saya kecil, saya melihat Ibu berjuang untuk masyarakat. Jadi, saya juga merasa ingin menjadi seperti beliau, mengabdikan diri untuk penduduk pulau.”
Menerjang ombak untuk mencegah penyakit
Dengan lebih dari 17.500 pulau di Indonesia, banyak orang yang menghadapi tantangan dalam mengakses layanan medis yang memadai, termasuk imunisasi rutin. Alhasil, risiko penyakit menjadi sangat tinggi, khususnya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti campak.
Di Pulau Sanane di Provinsi Sulawesi Selatan, di mana Mimi bekerja memberikan layanan, lebih dari 95% anak telah menerima imunisasi rutin, berkat usaha luar biasa tenaga kesehatan dan kader kesehatan Indonesia.
Mengingat sebagian berukuran kecil dan terpencil, tidak setiap pulau memiliki pos imunisasi atau klinik tersendiri. Tanpa pos imunisasi, sebagian pulau tidak memiliki fasilitas lemari pendingin yang diperlukan untuk menyimpan vaksin.
Putri Bidan Rahmi (Mimi) memperhatikan ibunya mempersiapkan vaksin di Puskesmas Baring di Pangkep, Indonesia, untuk dibawa ke sebuah pulau terpencil. © WHO / Harrison Thane
Namun, dinas kesehatan kabupaten setempat mengadakan layanan imunisasi pada hari-hari tertentu di daerah yang Mimi layani. Pada kesempatan-kesempatan khusus ini, Mimi bangun jauh sebelum fajar, membawa kotak pembawa vaksinnya, dan mengambil vaksin-vaksin yang dibutuhkannya dari puskesmas. Kemudian ia naik perahu dan memulai perjalanannya yang jauh, sambil menyimpan kotak pembawa vaksinnya di dalam kotak pendingin perahu sehingga botol-botol vaksinnya tetap dingin—perjalanan yang ibunya juga tempuh sepanjang masa bekerjanya sebelum pensiun pada tahun 2013.
Setelah tiba di pulau tujuannya, ia dan tenaga kesehatan serta sukarelawan lain sepanjang hari memberikan edukasi kepada keluarga dan pengasuh tentang pentingnya imunisasi dan membangun rasa percaya masyarakat setempat, kemampuan yang ibu Mimi wariskan kepadanya.
“Saat sampai ke sebuah pulau, pertama, bersikaplah baik kepada penduduk,” nasihat Rabiah kepada Mimi. “Bersikaplah baik kepada mereka. Jelaskan pekerjaanmu dengan baik, dengan kata-kata yang lembut. Jika mereka tidak langsung menerima penjelasanmu, coba lagi.”
Kerja keras membangun rasa percaya masyarakat terbayarkan. Hari itu, Mimi memberikan imunisasi human papillomavirus (HPV) dan campak–rubela kepada anak-anak di SD Negeri 24 Pulau Pala di Sulawesi Selatan, sesuai jadwal imunisasi masing-masing anak.
Kurniati Yasin, kepala sekolah tersebut, mengatakan, “Saat para tenaga kesehatan datang ke sekolah kami, menerjang ombak, saya merasa senang, tergerak, bangga. Program di sekolah kami membantu para murid kami mengerti pentingnya kesehatan, cara menjaga diri, cara melindungi diri, terutama melalui imunisasi yang mereka terima.”
Rahmi (Mimi), seorang bidan, menempelkan plester pada Fitriani, 10 tahun, setelah ia memperoleh vaksinasi human papillomavirus (HPV). © WHO / Harrison Thane
Imunisasi telah meningkatkan kesehatan anak-anak, kata Mimi. “Saya melihat anak-anak sudah lebih sehat. Penyakit-penyakit yang biasanya menyerang anak-anak yang tidak divaksinasi tidak menyerang anak-anak yang sudah divaksinasi. Karena itulah saya meneruskan program imunisasi ini.” Selain memberikan imunisasi untuk anak-anak, Mimi juga memberikan imunisasi untuk ibu hamil, melindungi mereka dari tetanus dan difteri.
Menjangkau semua anak dengan imunisasi
Pemerintah Indonesia terus meningkatkan upaya guna mengatasi penurunan angka imunisasi akibat pandemi COVID-19, terutama dengan menjangkau anak-anak yang belum pernah menerima imunisasi dan anak-anak yang belum lengkap imunisasinya, khususnya di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau seperti Pangkep, di mana Mimi bekerja. Pandemi menyebabkan gangguan signifikan terhadap layanan imunisasi rutin di negara ini, sehingga terjadi penurunan cakupan imunisasi dari 85% pada 2019 menjadi 67% pada 2021.
Untuk itu, pemerintah menerapkan strategi-strategi komprehensif dan menyentuh berbagai aspek untuk mengembalikan cakupan imunisasi. Register elektronik imunisasi baru digunakan untuk memastikan keakuratan pencatatan dan meningkatkan pemantauan.
Untuk mengejar ketertinggalan imunisasi, tiga putaran intensifikasi berkala imunisasi rutin nasional telah dijalankan dengan menyasar anak-anak di bawah 5 tahun yang belum diimunisasilengkap sesuai jadwal. Bantuan teknis untuk provinsi-provinsi prioritas telah diperkuat, dan pendekatan penjangkauan berkelanjutan WHO memastikan layanan imunisasi diberikan bahkan kepada komunitas-komunitas paling terpencil, seperti di pulau-pulau kecil.
“Setiap anak, di mana pun mereka berada, berhak mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri mereka dari penyakit-penyakit yang mengancam nyawa. Bersama, mari pastikan tidak ada anak yang tertinggal—karena setiap dosis itu penting, dan setiap anak berarti,” kata dr. Prima Yosephine, MKM, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Upaya-upaya bersama ini bertujuan meningkatkan kembali cakupan imunisasi, memperkuat sistem kesehatan, dan melindungi setiap anak di Indonesia dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.