Kedaruratan
Erupsi Gunung Semeru menumpahkan lava dan abu panas yang menewaskan setidaknya 48 orang dan melukai puluhan lainnya di desa-desa di kaki gunung tersebut di Lumajang, Jawa Timur, pada 4 Desember 2021.
WHO berkomitmen menyelamatkan nyawa dan melindungi kesehatan dengan kesiapsiagaan dan respons dalam masa-masa kedaruratan, baik akibat wabah, konflik, maupun bencana alam.
Program WHO Health Emergencies menggalang keahlian dan sumber daya dari ketiga tingkatan organisasi WHO untuk membantu Negara-Negara Anggota membangun kapasitas yang dibutuhkan untuk bersiap terhadap, mencegah, merespons, dan pulih dari segala bahaya yang menimbulkan kedaruratan kesehatan.
Indonesia rentan terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, dan kedaruratan-kedaruratan kesehatan lain. WHO Indonesia memprioritaskan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan untuk meminimalisasi dampak dari kedaruratan.
Pada 2014, Pemerintah Indonesia mengadopsi pendekatan klaster Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meningkatkan kualitas respons bencana lintas sektor, di mana klaster kesehatan dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
Klaster kesehatan memiliki tujuan akhir menyelamatkan nyawa, mengurangi dampak dan mempromosikan kesejahteraan kelompok-kelompok populasi yang terdampak atau kemungkinan akan terdampak oleh suatu bencana alam, dengan menekankan secara spesifik perlindungan bagi kelompok-kelompok rentan, terutama anak-anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas.
Tujuan Klaster Kesehatan adalah:
memastikan rangkaian instrumen standar yang telah disepakati digunakan untuk penilaian cepat awal;
memastikan ketersediaan akses pelayanan kesehatan mendasar – termasuk kesehatan reproduksi – bagi kelompok-kelompok terdampak;
memastikan koordinasi antara pemerintah nasional dan daerah serta antara mitra-mitra kemanusiaan dan kesehatan berlangsung dengan baik; dan
memperkuat kapasitas sistem kesehatan masyarakat untuk memantau, mencegah, dan merespons wabah penyakit menular selama respons kedaruratan.
WHO memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang mendorong keterlibatan pemangku kepentingan, seperti pemutakhiran dan pemantauan Rencana Aksi Nasional Keamanan Kesehatan dan menumbuhkan kolaborasi melalui platform pertukaran pengetahuan, latihan, dan kegiatan pengawasan bersama.
WHO berupaya memperkuat Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Indonesia serta memperluas penggunaan Epidemic Intelligence from Open Sources, sesuai dengan strategi pencegahan, kesiapsiagaan, respons, dan ketahanan kedaruratan kesehatan WHO.
Dan, di seluruh Indonesia, WHO bekerja untuk membangun ketangguhan sistem kesehatan serta memastikan terus berjalannya layanan-layanan kesehatan esensial selama respons kedaruratan berlangsung, dengan menerapkan pendekatan sensitif gender, berfokus pada kemerataan, dan hak asasi manusia yang tidak meninggalkan siapa pun.
Tautan Terkait
Kedaruratan Sebelumnya
Tanya-Jawab
Kedaruratan Terkini
Berita dari Indonesia
Cerita Foto
Dokumen dan Laporan

Laporan Triwulanan WHO Health Emergencies, Juni 2025
Laporan triwulanan ini berfokus pada penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru (EID) dan keadaan darurat yang terjadi di Indonesia pada April-Juni 2025....

Laporan triwulanan ini berfokus pada penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru (EID) dan keadaan darurat yang terjadi di Indonesia pada Januari-Maret...

Kompilasi Tanya-Jawab COVID-19
Antara tahun 2020 dan 2022, WHO telah mengembangkan beberapa rangkaian pertanyaan dan jawaban tentang COVID-19 dan topik kesehatan terkait. Dokumen ini...

Laporan Triwulanan Kedaruratan Kesehatan WHO, Desember 2024
Laporan triwulanan ini berfokus pada penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru (EID) dan keadaan darurat yang terjadi di Indonesia pada Oktober-Desember...
Novi Sulistyaningrum dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan Salatiga mewawancarai seorang penjual unggas, sementara koleganya Arif Nugroho mengambil sampel usap permukaan