Belajar dan Berbagi: Kunjungan Studi Nepal ke Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana dan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

3 August 2023

Pada bulan Mei 2023, Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal (Ministry of Health and Population of the Federal Democratic Republic of Nepal/MoHP Nepal) memulai perjalanan mereka ke Indonesia. Tujuan perjalanan ini adalah mengunjungi Pusat Kolaborasi WHO untuk Pelatihan dan Penelitian dalam Pengurangan Risiko Bencana  Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dengan dukungan dari Kantor Regional WHO untuk Asia Tenggara dan WHO Indonesia, kunjungan empat hari ini telah sukses dilaksanakan. 

Melalui kunjungan ini, MoHP Nepal berharap dapat memperluas pengetahuan dan bertukar pengalaman terkait kesiapsiagaan dan respon darurat bencana dan kedaruratan kesehatan masyarakat. Fokus utama mereka adalah memahami sistem komando yang diterapkan dalam situasi darurat. 

Pusat Kolaborasi WHO-Pusat Krisis Kesehatan telah aktif melaksanakan pelatihan dan penelitian dalam pengurangan risiko bencana sejak tahun 2012. Upaya mereka difokuskan pada peningkatan pengetahuan, pembangunan kapasitas, dan melakukan penelitian di bidang ini. Melalui pelatihan penilaian kesehatan cepat, manajemen bencana, manajemen krisis kesehatan, serta pengembangan pedoman krisis kesehatan, pusat kolaborasi ini mencakup berbagai aspek penting dalam menghadapi situasi darurat. 

Selama kunjungan, delegasi MoHP Nepal mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa lembaga penting, antara lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kunjungan ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana Indonesia menghadapi bencana dan kedaruratan kesehatan masyarakat, serta memperkaya pengetahuan dan pemahaman mereka dalam prosesnya. 

 Ditulis oleh Febi Putri, National Professional Officer for Health Emergencies. Kredit foto: WHO/Rosa Panggabean. 

 

 

WHO/Rosa Panggabean
Budi Gunadi Sadikin dan Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menerima kunjungan Yeshoda Aryal, Kepala Divisi Koordinasi Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal.
© Credits

Delegasi Nepal berpartisipasi di Pelatihan dan Penelitian dalam Pengurangan Risiko Bencana Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dan Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menerima kunjungan Yeshoda Aryal, Kepala Divisi Koordinasi Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal. 

 

WHO/Rosa Panggabean
Command Centre Pusat Krisis Kesehatan berfungsi sebagai pusat utama pemantauan potensi bahaya. Fasilitas ini memiliki peran kunci dalam mengumpulkan, menganalisis, melaporkan, dan menyebarkan data dan informasi.
© Credits

Mengunjungi Command Centre Pusat Krisis Kesehatan

Command Centre Pusat Krisis Kesehatan berfungsi sebagai pusat utama pemantauan potensi bahaya. Fasilitas ini memiliki peran kunci dalam mengumpulkan, menganalisis, melaporkan, dan menyebarkan data dan informasi. Selain itu, ia juga berfungsi sebagai pusat koordinasi, memastikan komunikasi dan kolaborasi yang efektif dengan provinsi, kabupaten, dan kota untuk segera mengkonfirmasi dan mengatasi potensi ancaman keadaan darurat kesehatan.  

WHO/Rosa Panggabean
Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki peran penting dalam memantau dan mengevaluasi potensi bencana di Indonesia. Pusat ini merupakan fasilitas khusus untuk koordinasi dan pelaksanaan upaya tanggap darurat .
© Credits

Mengunjungi Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki peran penting dalam memantau dan mengevaluasi potensi bencana di Indonesia. Pusat ini merupakan fasilitas khusus untuk koordinasi dan pelaksanaan upaya tanggap darurat . 

 

 

WHO/Rosa Panggabean
Perwakilan AHA Centre memberikan gambaran tentang operasionalisasi Pusat Operasi Darurat (EOC), menyoroti peran pentingnya sebagai pusat pemantauan bencana dan memfasilitasi respons yang terkoordinasi oleh ASEAN dalam situasi krisis.
© Credits

Mengunjungi AHA Centre

Perwakilan AHA Centre memberikan gambaran tentang operasionalisasi Pusat Operasi Darurat (Emergency Operation Center/EOC), menyoroti peran pentingnya sebagai pusat pemantauan bencana dan memfasilitasi respons yang terkoordinasi oleh ASEAN dalam situasi krisis. 

WHO/Rosa Panggabean
Albert C. Nahas, seorang ilmuwan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkenalkan program Pusat Informasi Perubahan Iklim, dengan menekankan peran pentingnya dalam mengeluarkan peringatan dini mengenai dampak perubahan iklim.
© Credits

Mengunjungi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Albert C. Nahas, seorang ilmuwan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkenalkan program Pusat Informasi Perubahan Iklim, dengan menekankan peran pentingnya dalam mengeluarkan peringatan dini mengenai dampak perubahan iklim. Delegasi diberikan informasi mengenai upaya kolaboratif antara BMKG, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan Institut Teknologi Bandung dalam mendirikan sistem peringatan dini untuk demam berdarah. 

WHO/Rosa Panggabean
Abu Chori, anggota staf Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEOC) Kementerian Kesehatan, memperlihatkan bagaimana Kementerian Kesehatan melakukan pemantauan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (EWARS)
© Credits

Mengunjungi Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEOC) Kementerian Kesehatan

Abu Chori, anggota staf Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEOC) Kementerian Kesehatan, memperlihatkan bagaimana Kementerian Kesehatan melakukan pemantauan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (EWARS) menggunakan aplikasi khusus yang dapat diakses oleh petugas surveilans di tingkat kabupaten/kota. 

WHO/Rosa Panggabean
Dr. Asral Hasan mempresentasikan Sistem Rujukan Terpadu Kementerian Kesehatan (SISRUTE). Ia memberikan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi oleh sistem rujukan di Indonesia.
© Credits

Mengunjungi Direktorat Tata Kelola Layanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Indonesia.

Dr. Asral Hasan mempresentasikan Sistem Rujukan Terpadu Kementerian Kesehatan (SISRUTE). Ia memberikan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi oleh sistem rujukan di Indonesia. Presentasi ini juga menyoroti peralihan dari sistem rujukan berjenjang menjadi sistem rujukan berbasis kompetensi terpadu. 

WHO/Rosa Panggabean
Delegasi diberikan wawasan tentang kesiapsiagaan dan respons rumah sakit dalam menghadapi jumlah korban massal akibat insiden kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (CBRN).
© Credits

Mengunjungi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

Delegasi diberikan wawasan tentang kesiapsiagaan dan respons rumah sakit dalam menghadapi jumlah korban massal akibat insiden kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (CBRN). Selain itu, mereka juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi ruang isolasi dan dekontaminasi yang dirancang khusus untuk manajemen kasus CBRN. 

 

WHO/Rosa Panggabean
Dr. Sartika menjelaskan tentang Pusat Keselamatan Publik (Public Safety Center/PSC) yang terintegrasi dan sistem tanggap darurat kesehatan yang ada di dalamnya. 
© Credits

Mengunjungi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Dr. Sartika menjelaskan tentang Pusat Keselamatan Publik (Public Safety Center/PSC) yang terintegrasi dan sistem tanggap darurat kesehatan yang ada di dalamnya. 

 

WHO/Rosa Panggabean
Dr. Madan Kumar Upadhaya, Kepala Divisi Kualitas, Standar, dan Regulasi di Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal, mencoba menggunakan sistem inventaris logistik dengan teknik pemindaian barcode logistik.
© Credits

Mengunjungi Gudang Pusat Krisis Kesehatan Regional

Dr. Madan Kumar Upadhaya, Kepala Divisi Kualitas, Standar, dan Regulasi di Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal, mencoba menggunakan sistem inventaris logistik dengan teknik pemindaian barcode logistik. 

WHO/Rosa Panggabean
Dengan demikian, kunjungan studi oleh Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal serta Perwakilan WHO Nepal telah selesai.
© Credits

Foto bersama Kementerian Kesehatan Nepal, WHO Nepal, Kementerian Kesehatan Indonesia, dan WHO Indonesia

Dengan demikian, kunjungan studi oleh Kementerian Kesehatan dan Penduduk Republik Demokratik Federal Nepal serta Perwakilan WHO Nepal telah selesai. Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk memfasilitasi kunjungan ini dan mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi dengan Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kami berharap kunjungan ini memberikan wawasan berharga dan bermakna bagi Kementerian Kesehatan dan Penduduk Nepal. 

/