Di Dalam Tenda: Simulasi Rumah Sakit Lapangan

12 August 2025

Teriknya matahari Yogyakarta menyinari lapangan terbuka di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, di mana deretan tenda biru memenuhi area tersebut, mengubahnya menjadi rumah sakit lapangan yang lengkap dan siap beroperasi. Fasilitas ini dijalankan oleh Muhammadiyah Emergency Medical Team (EMT) – atau Tim Medis Darurat Muhammadiyah: memeriksa tekanan darah, mengoordinasikan triase, menangani pasien dengan trauma (cedera serius) dan masalah kesehatan jiwa, sebagai bagian dari simulasi yang mencerminkan tekanan dalam respons bencana sesungguhnya. 

Diselenggarakan pada 9–10 Juli 2025, latihan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Muhammadiyah EMT menuju klasifikasi di bawah inisiatif EMT World Health Organization (WHO), sebuah sistem klasifikasi global yang memastikan tim medis yang dikerahkan dalam keadaan darurat memenuhi standar mutu, akuntabilitas, dan kemandirian internasional. 

Didukung oleh Robert Koch Institute (RKI), dengan peranan International Search and Rescue (ISAR) Jerman sebagai tim pembelajaran sejawat dan koordinasi erat dengan Kantor WHO Negara Indonesia dan Kantor WHO Kawasan Pasifik Barat (WPRO), kegiatan selama dua hari ini menguji setiap aspek operasional Muhammadiyah EMT. 

Latihan ini merupakan bagian dari upaya penguatan kapasitas EMT di Indonesia melalui proyek “Continued Strengthening of Emergency Medical Team (EMT) Readiness, Response and Coordination in the Indo-Pacific”, yang didanai oleh Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Kegiatan ini mencerminkan peran aktif Indonesia dalam jejaring EMT tingkat regional, ASEAN, dan global dalam memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan darurat yang cepat, efektif, dan terkoordinasi baik di masa krisis mendatang. 


Foto dan tulisan oleh Fieni Aprilia, Digital Communications Officer, WHO Indonesia 

WHO/Fieni Aprilia
Kegiatan dimulai dengan kunjungan logistik ke gudang Muhammadiyah EMT untuk menilai kesiapan dan penyimpanan peralatan. WHO WPRO dan ISAR Jerman memberikan masukan terkait manajemen logistik.
© Credits

Pemeriksaan logistik

Kegiatan dimulai dengan kunjungan logistik ke gudang Muhammadiyah EMT untuk menilai kesiapan dan penyimpanan peralatan. WHO WPRO dan ISAR Jerman memberikan masukan terkait manajemen logistik. 

WHO/Fieni Aprilia
Saat matahari terbit, Muhammadiyah EMT mulai mendirikan rumah sakit lapangan tipe Type 1 Fixed.
© Credits

Awal yang cepat

Saat matahari terbit, Muhammadiyah EMT mulai mendirikan rumah sakit lapangan tipe Type 1 Fixed, yaitu fasilitas yang dirancang untuk memberikan layanan rawat jalan pada siang hari, menangani kasus trauma maupun non-trauma, serta mendukung layanan kesehatan primer berbasis komunitas. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Lapangan Anjir di Kulon Progo dipilih sebagai lokasi simulasi karena luasnya cukup untuk menampung semua tenda rumah sakit lapangan Type 1 Fixed.
© Credits

Lokasi terpencil

Lapangan Anjir di Kulon Progo dipilih sebagai lokasi simulasi karena luasnya cukup untuk menampung semua tenda rumah sakit lapangan Type 1 Fixed. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Tim WHO Indonesia, WHO WPRO, Muhammadiyah EMT, dan ISAR Jerman berkoordinasi di lokasi simulasi selagi kegiatan berlangsung.
© Credits

Koordinasi rutin

Tim WHO Indonesia, WHO WPRO, Muhammadiyah EMT, dan ISAR Jerman berkoordinasi di lokasi simulasi selagi kegiatan berlangsung. 

 

WHO/Fieni Aprilia
WHO WPRO memberikan masukan teknis terkait penataan peralatan medis di tenda resusitasi. Dalam situasi bencana, tenda ini sangat penting untuk menstabilkan pasien dengan cedera yang mengancam nyawa sebelum ditangani lebih lanjut.
© Credits

Umpan balik teknis mendalam

WHO WPRO memberikan masukan teknis terkait penataan peralatan medis di tenda resusitasi. Dalam situasi bencana, tenda ini sangat penting untuk menstabilkan pasien dengan cedera yang mengancam nyawa sebelum ditangani lebih lanjut. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Berbeda dari simulasi rumah sakit lapangan pada umumnya, latihan Muhammadiyah EMT ini menyediakan layanan medis gratis selama setengah hari.
© Credits

Melayani masyarakat

Berbeda dari simulasi rumah sakit lapangan pada umumnya, latihan Muhammadiyah EMT ini menyediakan layanan medis gratis selama setengah hari. Hal ini memungkinkan tim untuk menguji prosedur operasional standar secara langsung, termasuk pengaturan kerumunan, alur pasien, proses triase, dan prosedur perawatan – sekaligus memberikan perawatan langsung bagi warga sekitar. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Sekitar 40 pasien menerima layanan kesehatan gratis selama latihan, untuk keluhan batuk pilek hingga nyeri punggung akibat bekerja di ladang.
© Credits

Fasilitas yang lengkap dan operasional

Sekitar 40 pasien menerima layanan kesehatan gratis selama latihan, untuk keluhan batuk pilek hingga nyeri punggung akibat bekerja di ladang. Meskipun simulasi berfokus pada kesiapsiagaan bencana, layanan ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Setelah rumah sakit lapangan ditutup untuk publik, simulasi dimulai, disertai tekanan tinggi.
© Credits

Simulasi bertekanan tinggi

Setelah rumah sakit lapangan ditutup untuk publik, simulasi dimulai, disertai tekanan tinggi. Relawan dari Muhammadiyah EMT, WHO Indonesia, WHO WPRO, dan pengamat dari EMT-EMT lain di Indonesia berperan sebagai pasien, menguji kemampuan tim untuk merespons cepat di bawah tekanan. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Simulasi ini memeragakan keseluruhan proses penerimaan pasien hingga cara berkomunikasi yang tepat, memastikan kasus-kasus kesehatan jiwa ditangani dengan penuh kepedulian dalam keadaan darurat.
© Credits

Kepedulian atas kesehatan jiwa

Kemampuan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial juga diuji. Simulasi ini memeragakan keseluruhan proses penerimaan pasien hingga cara berkomunikasi yang tepat, memastikan kasus-kasus kesehatan jiwa ditangani dengan penuh kepedulian dalam keadaan darurat. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Dengan hanya tiga ranjang, tenda resusitasi segera kewalahan saat terjadi lonjakan pasien. Tim beradaptasi dengan cepat, menggunakan ruang-ruang di sekitar untuk menampung pasien tambahan, seakan dalam keadaan krisis sesungguhnya.
© Credits

Adaptasi cepat

Dengan hanya tiga ranjang, tenda resusitasi segera kewalahan saat terjadi lonjakan pasien. Tim beradaptasi dengan cepat, menggunakan ruang-ruang di sekitar untuk menampung pasien tambahan, seakan dalam keadaan krisis sesungguhnya. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Salah satu skenario paling serius dalam simulasi adalah skenario pasien mengalami henti jantung.
© Credits

Skenario terburuk

Salah satu skenario paling serius dalam simulasi adalah skenario pasien mengalami henti jantung.

 

/