Evaluasi Pasca Pengenalan Vaksinasi COVID-19 (cPIE) di Indonesia

5 July 2023
Highlights
Reading time:

Indonesia telah berhasil menjangkau sebagian besar penduduknya dengan dua dosis pertama vaksin COVID-19. Kendati demikian, penurunan signifikan dalam pelaksanaan vaksin booster menjadi tantangan tersendiri. Dengan ketidakpastian perjalanan pandemi COVID-19 dan potensi mutasi virus yang bisa meningkatkan tingkat penularannya, Indonesia didorong untuk berjuang lebih keras. Upaya peningkatan dalam pelaksanaan vaksin booster menjadi sangat penting demi melindungi warganya secara efektif.

Meski pada awalnya kampanye vaksinasi Indonesia mencapai cakupan yang memuaskan, minat terhadap dosis booster mulai merosot, khususnya di kalangan populasi lansia yang memang rentan. Penurunan minat vaksinasi di kalangan masyarakat umum, ditambah dengan penurunan jumlah kasus COVID-19, semakin menghambat upaya untuk meningkatkan cakupan dosis booster. Seiring berlanjutnya ketidakpastian pandemi COVID-19, peralihan dari mode kampanye vaksinasi ke pendekatan imunisasi rutin yang terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Primer menjadi sangat penting.

Dalam misi untuk menavigasi tantangan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, WHO melakukan evaluasi pasca introduksi (COVID-19 Post Vaccination Introduction/cPIE). Audit ini mengidentifikasi beberapa area yang perlu ditingkatkan dalam perencanaan dan koordinasi, alokasi pendanaan, peningkatan permintaan, dan manajemen transisi digital.


Petugas kesehatan menyiapkan vaksin di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kredit: WHO/Iqbal Lubis

Analisis WHO menemukan kebutuhan mendesak untuk perencanaan dan koordinasi yang lebih efektif dalam program vaksinasi COVID-19. Analisis ini menekankan pentingnya melibatkan berbagai pemangku kepentingan non-tradisional dan memastikan kejelasan peran dan tanggung jawab mereka. Selain itu, strategi pendanaan yang efektif harus mempertimbangkan pembiayaan distribusi vaksin di tingkat fasilitas kesehatan, memastikan bahwa tahap akhir distribusi ini tidak diabaikan. Selain itu, ada kebutuhan untuk meningkatkan permintaan vaksin dan mengembangkan strategi komunikasi, terutama di tingkat lokal, termasuk memastikan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya vaksinasi, dan bahwa mereka memiliki akses ke layanan vaksinasi. Akhirnya, tantangan tak terduga yang diidentifikasi dalam laporan adalah kesulitan yang dihadapi oleh petugas kesehatan dalam beradaptasi dengan sistem pemantauan dan evaluasi digital, meski efisien.

Berdasarkan temuan cPIE ini, WHO merekomendasikan agar pemerintah Indonesia mulai merencanakan untuk mengintegrasikan vaksinasi COVID-19 ke dalam layanan rutin yang tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), melalui program-program pelayanan lansia (seperti Posbindu PTM dan Posyandu Lansia). Puskesmas harus memprioritaskan populasi lansia, yang rentan terhadap COVID-19 dan saat ini memiliki tingkat vaksinasi terendah. Untuk mencapai ini, pemerintah Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, harus memastikan sumber daya manusia yang memadai, meningkatkan kapasitas rantai dingin, dan mengembangkan rencana kontingensi yang efektif untuk memastikan bahwa pemberian layanan saat ini tidak terganggu.

Sesi vaksinasi COVID-19 yang diamati selama evaluasi pasca pengenalan di Kota Ambon. Credit: WHO/Nyimas Laula

Dengan besar dan keragaman populasi yang dimiliki, Indonesia menghadapi tantangan unik dalam penanganan COVID-19. Temuan cPIE memberikan masukan yang sangat berharga dalam mendampingi pemerintah menuju strategi vaksinasi yang lebih efektif dan adil untuk masa depan. Hal ini sangat penting saat Indonesia menavigasi ke fase non-akut dari pandemi COVID-19 dan harus melawan penurunan minat vaksin di antara masyarakat umum dan lansia. cPIE menyoroti kompleksitas dan prospek program vaksinasi COVID-19 Indonesia. Menanggapi wawasan ini, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menyempurnakan program dan memastikan aksesibilitas vaksin untuk semua warga.

***

Pengembangan dan penyebaran Evaluasi Pasca Pengenalan Vaksinasi COVID-19 didukung oleh Kementerian Luar Negeri Jepang dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.

Ditulis oleh Rodri Tanoto, National Professional Officer (New Vaccine), WHO Indonesia.