Indonesia telah berhasil menjangkau sebagian besar penduduknya dengan dua dosis pertama vaksin COVID-19. Kendati demikian, penurunan signifikan dalam pelaksanaan vaksin booster menjadi tantangan tersendiri. Dengan ketidakpastian perjalanan pandemi COVID-19 dan potensi mutasi virus yang bisa meningkatkan tingkat penularannya, Indonesia didorong untuk berjuang lebih keras. Upaya peningkatan dalam pelaksanaan vaksin booster menjadi sangat penting demi melindungi warganya secara efektif.
Meski pada awalnya kampanye vaksinasi Indonesia mencapai cakupan yang memuaskan, minat terhadap dosis booster mulai merosot, khususnya di kalangan populasi lansia yang memang rentan. Penurunan minat vaksinasi di kalangan masyarakat umum, ditambah dengan penurunan jumlah kasus COVID-19, semakin menghambat upaya untuk meningkatkan cakupan dosis booster. Seiring berlanjutnya ketidakpastian pandemi COVID-19, peralihan dari mode kampanye vaksinasi ke pendekatan imunisasi rutin yang terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Primer menjadi sangat penting.
Dalam misi untuk menavigasi tantangan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, WHO melakukan evaluasi pasca introduksi (COVID-19 Post Vaccination Introduction/cPIE). Audit ini mengidentifikasi beberapa area yang perlu ditingkatkan dalam perencanaan dan koordinasi, alokasi pendanaan, peningkatan permintaan, dan manajemen transisi digital.
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kredit: WHO/Iqbal Lubis
Berdasarkan temuan cPIE ini, WHO merekomendasikan agar pemerintah Indonesia mulai merencanakan untuk mengintegrasikan vaksinasi COVID-19 ke dalam layanan rutin yang tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), melalui program-program pelayanan lansia (seperti Posbindu PTM dan Posyandu Lansia). Puskesmas harus memprioritaskan populasi lansia, yang rentan terhadap COVID-19 dan saat ini memiliki tingkat vaksinasi terendah. Untuk mencapai ini, pemerintah Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, harus memastikan sumber daya manusia yang memadai, meningkatkan kapasitas rantai dingin, dan mengembangkan rencana kontingensi yang efektif untuk memastikan bahwa pemberian layanan saat ini tidak terganggu.
Sesi vaksinasi COVID-19 yang diamati selama evaluasi pasca pengenalan di Kota Ambon. Credit: WHO/Nyimas Laula
***
Pengembangan dan penyebaran Evaluasi Pasca Pengenalan Vaksinasi COVID-19 didukung oleh Kementerian Luar Negeri Jepang dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.