BKPK, Kemenkes/Nowo Setiyo Raharjo
Pelatihan pelatih untuk petugas teknis provinsi Survei Kesehatan Indonesia pada Juli 2023.
© Credits

Memahami kesehatan: Dukungan WHO untuk Survei Kesehatan Indonesia 2023

11 January 2024
Highlights
Reading time:

Untuk membantu menjembatani kesenjangan-kesenjangan besar dalam bidang kesehatan di Indonesia, yang berasal dari faktor-faktor seperti ketimpangan ekonomi dan geografis, Indonesia memerlukan data kesehatan yang komprehensif. Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengumpulkan data-data ini melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Pada tahun 2019, Kemenkes memulai Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada anak-anak di bawah usia lima tahun serta determinan-determinan status gizi. Untuk memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang lebih efektif dan efisien, Kemenkes menggabungkan Riskesdas dan SSGI menjadi Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Survei ini mengukur bidang-bidang utama kesehatan, seperti ketimpangan kesehatan, disparitas gizi, penyakit infeksius, dan penyakit tidak menular. Dengan mengumpulkan data yang komprehensif, survei ini membantu mengidentifikasi kesenjangan dan memfasilitasi intervensi terarah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keseluruhan penduduk Indonesia.

Peserta pelatihanPetugas teknis provinsi belajar tentang metodologi Survei Kesehatan Indonesia dalam sesi pelatihan pelatih. Kredit: BKPK, Kemenkes/Nowo Setiyo Raharjo

Pada tahun 2023, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) mulai menjalankan SKI, dengan tujuan mengumpulkan data-data esensial untuk mempertajam pengambilan keputusan. SKI merupakan hasil kolaborasi berbagai badan pemerintah, yang mencakup Badan Pusat Statistik, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan Sekretariat Wakil Presiden.
SKI 2023 berfokus pada penilaian status kesehatan populasi Indonesia, di mana indikator-indikator seperti morbiditas, disabilitas, status gizi, kesehatan lingkungan, serta pengetahuan dan perilaku terkait kesehatan dipertimbangkan. Survei ini juga mendalami akses, cakupan, dan mutu layanan kesehatan. Pengukuran-pengukuran esensial seperti berat badan, tinggi badan, tekanan darah, dan kadar hemoglobin dikumpulkan di tingkat nasional untuk memberikan gambaran umum kesehatan Indonesia yang komprehensif.

Untuk memastikan keberhasilan SKI 2023, WHO mendukung BKPK dalam bentuk pemberian umpan balik dan rekomendasi tentang kuesioner survei. WHO membantu BKPK mengadakan lokakarya pelatihan, termasuk pelatihan pelatih (training of trainers) untuk petugas teknis provinsi. Lokakarya-lokakarya ini bertujuan memperlengkapi petugas teknis provinsi serta peserta lain dengan keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan pelaksanaan survei yang efektif.

Peserta pelatihan
Peserta pelatihan pelatih mengikuti pelatihan di lapangan dan memperoleh pengalaman langsung. Kredit: BKPK, Kemenkes/Nowo Setiyo Raharjo

Program pelatihan ini meliputi sesi pelatihan daring dan tatap muka. Sesi daring diadakan pada bulan Juli 2023, dengan diikuti 47 petugas teknis provinsi dari ke-38 provinsi. Peserta memperoleh pemahaman tentang instrumen survei, teknik-teknik wawancara efektif, prosedur penggunaan kuesioner, dan pertimbangan-pertimbangan etis. Pelatihan tatap muka dihadiri oleh 356 peserta. Pelatihan ini berfokus pada aspek-aspek praktis seperti pengambilan data di lapangan, prosedur-prosedur biomedis, dan pengelolaan data secara efisien. Para peserta berlatih mengisi kuesioner, mengikuti uji lapangan, dan dipandu terkait ketepatan dan keakuratan pengukuran.

Pelatihan ini secara nyata memperkuat pengetahuan dan kapasitas petugas teknis provinsi, sehingga mereka dapat menjadi pelatih untuk petugas teknis kabupaten/kota, memastikan terjadinya transfer pengetahuan yang penting bagi keberhasilan survei.
Selama pembukaan pelatihan pelatih ini, sekretaris BKPK Nana Mulyana menyoroti pentingnya survei ini: “Survei-survei seperti SKI 2023 membangun fondasi untuk rencana-rencana pembangunan nasional dan memberikan pemahaman-pemahaman penting untuk perencanaan kesehatan daerah. Survei-survei ini menghasilkan data-data esensial yang diperlukan untuk mengarahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029. Selain itu, SKI 2023 akan mengukur status kesehatan Indonesia dan determinan-determinannya, sehingga survei ini tidak hanya penting di tingkat nasional melainkan juga bermanfaat untuk provinsi dan kabupaten/kota.”
Dengan mengumpulkan data-data kesehatan yang komprehensif, SKI 2023 menjadi dasar untuk kebijakan dan program berbasis bukti yang disusun sesuai kebutuhan masyarakat. SKI 2023 dapat digunakan untuk memantau kemajuan, mengarahkan kebijakan, dan menentukan perubahan yang diperlukan. Pada akhirnya, semuanya ini akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang Indonesia.

Setelah pelatihan pelatih untuk petugas teknis provinsi, sesi-sesi pelatihan serupa diadakan untuk petugas teknis kabupaten/kota dan petugas pengumpulan data lapangan. SKI 2023 mengumpulkan data pada bulan Agustus hingga Oktober 2023, dan analisis data sedang berlangsung saat ini. Hasil SKI 2023 akan diterbitkan pada tahun 2024, yang merupakan suatu langkah signifikan menuju pembuatan kebijakan yang efektif dan berbasis bukti.
Ditulis oleh Kanti Laras, National Professional Officer for Health Information System

 

Media Contacts

Tim Komunikasi