WHO Academy Meluncurkan Enam Kursus Daring Menjelang Hari TB Sedunia 2025

14 March 2025
Highlights
Reading time:

Menjelang Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia 2025, World Health Organization (WHO) meluncurkan ulang enam kursus pada platform pembelajaran daring barunya, WHO Academy. Keenam kursus ini dirancang untuk memperkuat kapasitas global dalam mengendalikan TB melalui penguatan surveilans, diagnosis, pengobatan, dan sistem dukungan sosial. Kursus-kursus yang dikembangkan oleh Global Tuberculosis Programme WHO ini memberikan pengetahuan penting serta keterampilan kritis kepada tenaga kesehatan, pakar laboratorium, pengelola program, dan pembuat kebijakan di seluruh dunia. 

TB terus menjadi tantangan kesehatan global penting, dengan 10,8 juta kasus baru setiap tahunnya dan beban TB resistan obat (TB-RO) dan TB pada anak yang signifikan. Di Indonesia, TB menyerang sekitar 1 juta orang setiap tahun, dan anak-anak serta remaja lebih rentan mengalami gangguan serius dan kurangnya perawatan. Di seluruh dunia, kapasitas diagnosis yang tidak memadai, pemanfaatan data yang terbatas, dan perlindungan sosial yang kurang kuat memperburuk epidemi ini, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Kursus-kursus daring WHO menjawab tantangan-tantangan ini dengan memperlengkapi pesertanya untuk menjalankan rekomendasi strategi WHO dan menangani TB dengan lebih baik.

Kursus-kursus ini mencakup berbagai topik terkait TB. Kursus “Harnessing the power of routine health facility data: Tuberculosis” mendukung tenaga kesehatan dan petugas TB untuk menganalisis dan menginterpretasi data dalam merencanakan program berdasarkan bukti. “Rapid diagnostics for tuberculosis detection” melatih para pengelola program nasional, tenaga kesehatan, dan staf laboratorium tentang alat-alat tes dan algoritma-algoritma diagnosis TB yang disetujui oleh WHO, sedangkan “Drug-resistant tuberculosis: how to interpret rapid molecular test results” memandu pakar laboratorium dan tenaga klinis dalam menafsirkan hasil uji asai molekuler untuk TB-RO. 

Untuk perawatan anak, “Management of tuberculosis in children and adolescents – programmatic considerations” ditujukan bagi pengelola program dan berisi strategi-strategi penguatan rangkaian (kaskade) perawatan, dan “Management of tuberculsosi in children and adolescents for health care workers” memperlengkapi tenaga kesehatan primer dengan kemampuan diagnosis dan pengobatan. Terakhir, “Social protection for people affected by tuberculosis: an introduction” memperkenalkan peran perlindungan sosial dalam strategi global End TB kepada tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan. 

Di Indonesia, kursus-kursus ini selaras dengan prioritas nasional dan ekosistem data kesehatan SATUSEHAT dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029, menyoroti pentingnya penguatan surveilans dan diagnosis TB serta dan perawatan TB bagi populasi rentan. Karena dapat diikuti dengan kecepatan sendiri – satu hingga lima jam per kursus – dan memberikan skenario-skenario nyata, kursus-kursus ini mudah diakses serta relevan bagi berbagai peserta, dari tenaga kesehatan garis depan hingga konsultan teknis. Kursus-kursus ini juga mempromosikan kolaborasi lintas sektor, di mana upaya-upaya TB diintegrasikan dengan sistem kesehatan dan sosial secara lebih luas.

Kursus-kursus daring WHO Academy ini dapat diakses di sini: