Pada tanggal 30 Juli 2021, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan kolaborasi Kantor WHO Negara Indonesia meluncurkan strategi nasional baru untuk penanggulangan dengue. Dokumen strategi nasional baru ini adalah hasil dari proses konsultasi ekstensif yang melibatkan kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga terkait di tingkat nasional serta berbagai mitra, pemangku kepentingan, dan pakar penyakit di seluruh Nusantara. Penyusunan dokumen strategi nasional ini adalah tindak lanjut Indonesia untuk menggunakan peta jalan global 2021–2030 untuk penyakit-penyakit tropis terabaikan dan mengukuhkan komitmen negara untuk mengendalikan beban infeksi dengue pada tahun 2025.
Ket: Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan secara resmi meluncurkan Rencana Strategis Nasional Program Pengendalian DBD 2021-2025 di Indonesia. Kredit Foto: Kementrian Kesehatan
Delapan lokakarya tematik diadakan dari tanggal 22 Februari hingga 5 Mei 2021 untuk membahas secara intensif keikutsertaan dan peran pemangku kepentingan; analisis situasi; isu-isu, tujuan-tujuan, dan sasaran-sasaran strategis; strategi-strategi dan pendekatan-pendekatan utama; program untuk masing-masing strategi; strategi implementasi dan pemantauan & evaluasi; biaya dan anggaran program; serta pembiayaan. Selain itu, enam lokakarya penulisan juga diadakan di bawah pimpinan tim penulis untuk sumbang pendapat dan menata serta menuliskan dokumen strategi nasional ini. Draf final strategi nasional ini mendapat persetujuan penuh Kemenkes pada tanggal 24 Juni 2021. Peluncuran resmi peta jalan ini dijadwalkan pada tanggal 30 Juli 2021 sebagai bagian dari peringatan Hari Dengue Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Terdapat dua indikator utama dalam strategi nasional ini yang terkait dengan beban infeksi dengue: persentase kabupaten/kota dengan angka insidensi di bawah 49/100 000 populasi dan angka fatalitas kasus. Pada tahun 2025, yang menjadi sasaran nasional adalah ≥90% kabupaten/kota mencapai angka insidensi di bawah 49/100 000 dan angka fatalitas kasus di bawah 0,5%. Target-target ini sejalan dengan target-target peta jalan global penyakit tropis terabaikan. Untuk mencapai target-target ambisius ini, enam strategi telah disusun: (1) meningkatkan pengelolaan vektor yang efektif, aman, dan berkelanjutan; (2) meningkatkan akses pada serta kualitas tatalaksana kasus dengue; (3) memperkuat surveilans dengue yang komprehensif dan pengelolaan wabah secara responsif; (4) meningkatkan pelibatan masyarakat yang berkelanjutan; (5) memperkuat komitmen, kebijakan, dan pengelolaan program pemerintah serta kemitraan; dan (6) meningkatkan penilaian, penemuan, inovasi, dan penelitian sebagai dasar bagi kebijakan dan pengelolaan program berbasis bukti.
“Seperti yang telah kita tunjukkan selama pandemi COVID-19, upaya bersama lintas sektor dalam kesatuan dan solidaritas bukan hanya sebuah konsep melainkan suatu pendorong yang kuat. Strategi nasional ini mempersatukan kita semua untuk bekerja bersama membebaskan orang-orang yang terdampak infeksi dengue dari penderitaan, stigmatisasi, dan penelantaran yang dapat dihindarkan,” kata Dr. Shalala Ahmadova, pejabat medis untuk Program Penyakit Menular di Kantor WHO Negara Indonesia dalam sambutannya di acara peluncuran tersebut.
***