Getty
© Credits

Tahun Baru, Kesempatan Baru: Upaya Indonesia Segera Meningkatkan Kesehatan Reproduksi, Ibu, Bayi Baru Lahir, Anak, dan Remaja

16 January 2025
Highlights
Reading time:

Pada tahun 2025, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), World Health Organization (WHO), dan mitra-mitra utama mengintensifkan upaya penguatan layanan kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak, dan remaja, atau yang dalam bahasa Inggris disingkat (RMNCAH) melalui perencanaan dan pengelolaan program kesehatan secara keseluruhan. 

Memastikan akses layanan RMNCAH yang bermutu bagi semua perempuan dewasa maupun anak-anak serta semua remaja adalah hal penting untuk mencapai cakupan kesehatan semesta dan pelaksanaan agenda transformasi kesehatan Indonesia. Agenda ambisius ini dipandu dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk periode 2025 hingga 2029. 

Meskipun telah terdapat perbaikan di area-area tertentu dalam layanan RMNCAH, sejumlah indikator masih belum membaik. Kematian ibu masih tinggi, dengan 189 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Persalinan pada usia remaja mencapai 26,6 per 1.000 anak perempuan usia 15 hingga 19 tahun. Kebutuhan akan perencanaan keluarga  yang belum terpenuhi masih berada pada angka 18%. Hal ini terutama diakibatkan tidak konsistennya pelaksanaan program di tingkat kabupaten/kota dan provinsi serta tidak selarasnya peraturan dan standar-standar mutu. 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Kemenkes dengan dukungan WHO mengadakan pelatihan perencanaan dan pengelolaan program RMNCAH untuk berbagai penanggung jawab program di tingkat nasional dan provinsi. Pelatihan ini berfokus pada akselerasi peningkatan kapasitas perencanaan para pengelola program untuk RPJMN 2025–2029. 

Bagi Sita Febrianti, kepala Seksi Kesehatan dan Gizi Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pelatihan ini merupakan pelatihan yang transformatif. “Sasaran dan tujuan dalam rencana strategis kita saat ini masih terlalu luas dan umum,” katanya. “Dalam pelatihan ini, saya belajar bahwa sasaran dan tujuan harus dijadikan lebih spesifik dan terfokus sehingga intervensi dan keluaran utama yang teridentifikasi sesuai dengan sasaran, target, dan tujuan rencana strategis.” 

Dr. Laila Mahmudah, mantan kepala Tim Kerja Kesehatan Maternal dan Neonatal, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan perencanaan kesehatan Indonesia. “Pelatihan ini mengajarkan kepada kami untuk berpikir secara sistematis. Kemudian, kami belajar lagi cara menentukan sasaran yang realistis, menggunakan indikator yang relevan dengan situasi saat ini, serta memilih intervensi-intervensi esensial berbasis bukti,” katanya. 

Sebagai bagian dari pelatihan ini, WHO juga mendukung keikutsertaan pengelola program RMNCAH dari Timor-Leste, mengingat kedekatan geografis dan kemiripan bahasa negara tersebut. “Saya belajar banyak khususnya dari modul dua, yang berfokus pada pelaksanaan perencanaan,” ujar Lucia Marta Barreto Afonsu Lay, kepala Departemen Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan Timor-Leste. 

Seiring Indonesia bergerak maju dengan agenda transformasi kesehatannya, mulai melaksanakan RPJMN, dan berupaya dengan cepat memperkuat layanan RMNCAH, WHO akan terus memberikan dukungan penting di semua area perencanaan dan pengelolaan program demi sistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh, sesuai tujuan-tujuan kesehatan dan pembangunan Indonesia – khususnya bagi kaum perempuan dan remaja. 

Media Contacts

Tim Komunikasi