Banda Aceh, 16 September 2023 – Hari jadi WHO ke-75 bukan hanya alasan untuk merayakan, tetapi juga momen untuk meninjau kembali langkah-langkah yang telah diambil dalam kesehatan masyarakat dan menekankan kembali urgensi pemerataan kesehatan.
Pada 7 April 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merayakan ulang tahunnya yang ke-75 bersama 194 Negara Anggota dan beragam mitra lainnya, menandai tonggak sejarah dalam kesehatan global. Tema perayaan tahun ini adalah "Sehat untuk Semua", menekankan pentingnya memastikan setiap orang memiliki akses setara ke sarana penting untuk hidup sehat, termasuk layanan kesehatan berkualitas, makanan sehat dan aman, air, sanitasi, serta lingkungan untuk hidup, belajar, dan bekerja tanpa diskriminasi.
Sejak bergabung dengan WHO pada 1950, Indonesia terus bekerja sama dengan organisasi tersebut menuju lanskap kesehatan yang inklusif. Indonesia telah mencapai kemajuan luar biasa dalam meningkatkan hasil kesehatan, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai pemerataan kesehatan. Meskipun negara ini telah mencapai kemajuan penting dalam cakupan Jaminan Kesehatan Nasional yang kini mencakup lebih dari 90% populasi, serta dalam mengurangi penyakit menular dan kematian anak, masih banyak orang yang belum memiliki akses ke sarana kesehatan, terutama orang dengan disabilitas, perempuan, lanjut usia, dan mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Dieter Eckhart, Technical Officer WHO Indonesia untuk Partnership, berkomentar, "Kesehatan bukanlah hak istimewa, tetapi hak asasi manusia. Ketidaksetaraan dalam akses ke pelayanan kesehatan yang berasal dari perbedaan demografi, status sosial-ekonomi, atau geografi memerlukan perhatian dan tindakan kolektif kita."
WHO telah berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam komitmennya terhadap pemerataan kesehatan. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa melindungi kesehatan adalah hal mendasar bagi ekonomi, masyarakat, keamanan, dan stabilitas kita. Pandemi ini juga menyoroti adanya ketidaksetaraan kesehatan dan bagaimana hal tersebut mengakibatkan risiko yang tidak proporsional dan dampak sosial-ekonomi penyakit kepada kelompok rentan dalam masyarakat. Belajar dari pandemi ini, WHO siap mendukung negara-negara di seluruh dunia untuk membangun kembali dunia yang lebih sehat dan adil bagi semua.
Di Aceh, aliansi simbiotik antara WHO dan pemerintah provinsi telah merangsang inisiatif kesehatan yang patut dicontohkan:
- Upaya terus menerus dalam gizi anak, imunisasi, dan surveilans penyakit.
- Dukungan teknis dari WHO untuk meningkatkan tingkat cakupan imunisasi di Aceh.
- Kerja sama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit, termasuk kemajuan signifikan dalam deteksi dini malaria dan pengobatan. Aceh kini telah mengeliminasi malaria di 22 dari 23 kabupatennya.
- Strategi komprehensif untuk pencegahan filariasis, dengan kabupaten seperti Aceh Jaya mengadopsi metode eliminasi yang dipercepat.
Dari tanggal 16 hingga 18 September 2023, pameran WHO75 di Museum Tsunami akan menampilkan berbagai inisiatif kesehatan masyarakat, mulai dari pengendalian penyakit menular hingga promosi kesehatan. Acara menarik - termasuk diskusi, jalan sehat, dan kompetisi - dirancang untuk memberi pencerahan kepada masyarakat tentang praktik kesehatan preventif dan mendorong gaya hidup yang lebih sehat. Terbuka untuk umum dan gratis.
***