WHO/Rosa Panggabean
Paran (kanan) mengisi formulir untuk menjalani tes dahak di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. Setelah Paran didiagnosis dengan tuberkulosis resisten obat, dia melanjutkan pengobatannya di rumah sakit tersebut.
© Credits

Kematian Akibat AMR Diperkirakan Capai 10 Juta Orang pada 2050, Kemenkes dan WHO Launching Strategi Nasional

20 August 2024
Joint News Release
Reading time:

Jakarta, 19 Agustus 2024 

Sebagai respons untuk pencegahan kematian akibat resistansi antimikroba (AMR), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan World Health Organization (WHO) meluncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistansi Antimikroba periode 2025-2029 di Hotel JW Marriott, Jakarta, pada Senin (19/8).  

Sebelumnya, telah dilakukan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus AMR di Indonesia, dengan mengacu pada Permenko PMK Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba periode 2020-2024.  

Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, peluncuran Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba merupakan momen penting untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan berkomitmen dalam upaya pencegahan resistansi AMR. 

Stranas ini memiliki tiga landasan utama, yakni tata kelola efektif, informasi strategis, serta sistem evaluasi eksternal.  

“Stranas ini dibangun dengan empat pilar penting, yaitu pencegahan penyakit infeksi, akses terhadap layanan kesehatan esensial, diagnosis tepat waktu dan akurat, serta pengobatan yang tepat dan terjamin kualitasnya,” ujar Prof. Dante. 

Ia berharap peluncuran Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba menjadi harapan untuk menyelamatkan jutaan orang pada masa mendatang. 

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS mengungkapkan, secara global pada 2019, ada 1,27 juta kematian disebabkan oleh AMR. Angka ini diproyeksikan terus meningkat dan pada 2050 diperkirakan akan menyebabkan 10 juta kematian. 

Strategi nasional ini merupakan upaya preventif untuk mengatasi peningkatan kasus kematian akibat AMR yang menjadi ancaman global. “Kalau ini tidak kita handle dengan baik tentu saja akan menimbulkan permasalahan terutama di negara kita (Indonesia),” ujar Dirjen dr. Azhar. 

Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba memuat 14 intervensi utama. Stranas ini akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun rencana aksi nasional pengendalian AMR lintas sektor periode 2025–2029. 

Plt. Team Lead untuk Sistem Kesehatan WHO, Prof. Roderick Salenga, mengatakan peluncuran Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba ini berdasarkan pada pendekatan berorientasi pada manusia WHO. 

“Pendekatan ini akan menjawab langsung hambatan-hambatan yang dihadapi orang-orang saat mengakses layanan kesehatan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati infeksi, termasuk infeksi yang resistan terhadap obat,” ucap Prof. Salenga. 

Dengan kata lain, pendekatan ini memprioritaskan akses dan keadilan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam transformasi kesehatan. “Kami berharap kepemimpinan Indonesia terus menginspirasi tidak hanya kesadaran, melainkan juga tindakan,” tuturnya. 


Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id.  

Tentang Kementerian Kesehatan RI 

Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan warga negaranya, memastikan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, dan mempromosikan inisiatif kesehatan masyarakat. Melalui upaya kolaboratif dengan para pemangku kepentingan dan masyarakat di seluruh negeri, kementerian berupaya untuk meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan, pencegahan penyakit, dan akses layanan kesehatan, yang pada akhirnya meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Jelajahi lebih lanjut tentang inisiatif dan kontribusi Kementerian Kesehatan di kemenkes.go.id atau tetap terhubung melalui media sosial mereka. 

Tentang WHO 

Dengan dedikasi untuk kesejahteraan semua orang dan dipandu oleh ilmu pengetahuan, Organisasi Kesehatan Dunia memimpin dan memperjuangkan upaya global untuk memberikan setiap orang, di mana pun berada, kesempatan yang sama untuk hidup yang aman dan sehat. Kami adalah lembaga PBB untuk kesehatan yang menghubungkan negara-negara, mitra, dan orang-orang di garis depan di lebih dari 150 lokasi – memimpin respons dunia terhadap keadaan darurat kesehatan, mencegah penyakit, mengatasi akar penyebab masalah kesehatan, dan memperluas akses ke obat-obatan dan perawatan kesehatan. Misi kami adalah mempromosikan kesehatan, menjaga dunia tetap aman, dan melayani yang rentan. 

Narahubung media 

Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI 
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid 
kontak@kemkes.go.id 
+62 81281562620 

Michael Vurens van Es 
Communication Officer, WHO vurensm@who.int +62 81181101554 

 

Media Contacts

Tim Komunikasi