WHO Menerbitkan Panduan Terbaru untuk Tata Laksana Infeksi Bakteri Serius pada Bayi

22 April 2025
Highlights
Reading time:

green coloured cover with the title who recommendations for management of serious bacterial infections in infants aged 0-59 days on top of blue background

World Health Organization (WHO) menerbitkan panduan global terbaru untuk memperkuat diagnosis dan tata laksana infeksi bakteri serius (IBS) pada bayi usia 0–59 hari, seperti sepsis, meningitis, dan pneumonia. Secara keseluruhan, kondisi-kondisi ini menyebabkan lebih dari setengah juta kematian bayi baru lahir setiap tahunnya di seluruh dunia. 

Panduan baru ini dirancang untuk memperkuat pengambilan keputusan klinis dan mendorong penggunaan antibiotik secara rasional guna mengatasi meningkatnya resistansi antimikroba (AMR), khususnya di tempat-tempat bersumber daya terbatas. Dikembangkan melalui tinjauan bukti yang ketat dan proses konsultasi dengan para pakar, rekomendasi-rekomendasi ini mencakup protokol pengobatan baik di rumah sakit maupun di komunitas, guna memastikan bahwa bayi yang tidak memiliki akses ke rumah sakit rujukan tetap mendapatkan perawatan yang menyelamatkan nyawa. 

Di Indonesia, kematian bayi baru lahir masih menjadi perhatian serius. Infeksi pada bayi menyebabkan 14% dari kematian neonatal lanjut dan 6% dari kematian neonatal awal. Persalinan di rumah dan praktik-praktik yang berisiko – seperti penggunaan obat tradisional untuk perawatan tali pusat – meningkatkan risiko infeksi dan masih umum ditemukan di daerah terpencil dan tertinggal. Lebih dari 11% bayi baru lahir di Indonesia – atau sekitar 495.000 bayi– lahir prematur setiap tahun dan karena itu sangat rentan terhadap infeksi akibat sistem kekebalan tubuhnya yang belum matang.  

Salah satu rekomendasi baru yang penting dalam panduan ini adalah penggunaan algoritma tujuh tanda dalam pendekatan Integrated Management of Childhood Illness untuk mengenali IBS di tingkat komunitas. WHO juga merekomendasikan penggunaan antibiotik yang disederhanakan untuk kasus-kasus di mana rujukan ke rumah sakit tidak memungkinkan. Selain itu, panduan ini menekankan pentingnya sistem rujukan yang baik, klasifikasi kelompok berisiko, dan pengelolaan antibiotik yang cermat. 

Di Indonesia, implementasi panduan ini akan melengkapi strategi-strategi nasional utama penurunan angka kematian bayi baru lahir dan peningkatan kesehatan anak. Strategi-strategi ini termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba (RAN-PARAM), serta komitmen Indonesia terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ke-3. 

Panduan ini menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor untuk memastikan pelayanan yang efektif bagi setiap bayi yang berisiko mengalami IBS, yang akan terus WHO dukung dengan aktif. 

Rekomendasi-rekomendasi WHO untuk tata laksana infeksi bakteri serius pada bayi usia 0–59 hari ini dapat diunduh di sini: Management of serious bacterial infections in young infants aged 0–59 days