Imunisasi Kejar dan Suntikan Ganda di Tengah Situasi Kejadian Luar Biasa

5 September 2023
Highlights

Imunisasi di Kabupaten Halmahera Barat menjadi sorotan dikarenakan kurang optimalnya capaian imunisasi. Hal ini disebabkan kekhawatiran pengasuh atas timbulnya efek samping jika anak-anaknya diberi suntikan ganda, serta keraguan atas keamanan pemberian suntikan ganda dalam satu kunjungan. Pengasuh banyak mengutarakan kekhawatiran tentang keamanan suntikan ganda dan efek samping pasca-suntikan. Pada 4 Februari 2023, WHO Indonesia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat mengadakan kunjungan lapangan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Baru sebagai respons atas satu kasus terkonfirmasi pertusis. Kunjungan ini mencakup berbagai kegiatan, termasuk rapat koordinasi dengan petugas puskesmas, pertemuan advokasi dengan Kepala Desa Ngawet, penilaian cepat rapid convenience assessment (RCA), pemberian bantuan teknis untuk petugas imunisasi dan surveilans, serta pemantauan layanan imunisasi rutin di pos pelayanan terpadu (posyandu).

“Imunisasi kejar melalui kunjungan rumah ke rumah dalam  menjangkau anak-anak yang belum diimunisasi sulit dilakukan karena banyak orang tua di daerah kami yang sering pergi ke hutan dan membawa anak-anak mereka. Untuk memastikan anak-anak diimunisasi lengkap, kami mengedukasi para orang tua tentang efektivitas imunisasi yang tepat waktu dan keamanan suntikan ganda. Sebagian orang tua khawatir tentang efek samping dari pemberian lebih dari satu suntikan pada anak mereka dalam satu kali kunjungan,” kata Hairia, petugas imunisasi di Puskesmas Baru. Masalah ini sering terjadi dan telah disampaikan oleh petugas imunisasi menurut pengalaman mereka. Petugas imunisasi perlu membagikan pengetahuan dan mendorong  orang tua untuk mempertimbangkan suntikan ganda dan mendapatkan imunisasi dasar lengkap bagi anak-anaknya.

Hairia, seorang petugas imunisasi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Baru, memberikan imunisasi DPT-HB-Hib2 dan PCV1 kepada seorang bayi berusia 3 bulan. Anak ini menerima suntikan ganda dalam sekali kunjungan. Hairia menjelaskan mengenai suntikan ganda secara perlahan kepada orang tua dan memberikan informasi mengenai manfaat PCV, dan keamanan suntikan ganda. Kredit: WHO/Hermansyah

Imunisasi adalah intervensi yang efektif secara biaya untuk melindungi anak dari  penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).  Selama  kejadian luar biasa (KLB), khususnya saat pelaksanaan  respons imunisasi dan imunisasi kejar, pemberian suntikan ganda menjadi sangat penting untuk memastikan cakupan imunisasi yang komprehensif. Primus, kepala Puskesmas Baru di Desa Ngawet, kembali menekankan pentingnya menjangkau setiap anak dan memastikan mereka diimunisasi: “Setiap anak harus dijangkau dan diimunisasi. Untuk mencapai sasaran kita, kita perlu memperkuat keikutsertaan masyarakat, melibatkan pemimpin agama dan pemimpin setempat, dan menyampaikan pengumuman di gereja tentang waktu  layanan imunisasi karena kita tidak ingin KLB terjadi di daerah kita.”

Imunisasi kejar dan suntikan ganda merupakan komponen tidak bisa dilepaskan dalam program imunisasi rutin, terutama pada saat KLB. Informasi  yang jelas dari tenaga kesehatan kepada orang tua dan masyarakat sangat diperlukan agar  membangun kepercayaan dan penerimaan suntikan ganda, sehingga  cakupan imunisasi meningkat. WHO memberikan dukungan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan  melalui  on-the-job training atau pelatihan langsung di tempat, meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam berkomunikasi dengan masyarakat, memberikan materi panduan, serta menekankan pentingnya komunikasi dua arah yang terbuka dengan pengasuh anak.

Dalam sesi pemantauan di posyandu, sebagian besar orang tua menerima suntikan ganda setelah diberi penjelasan oleh petugas imunisasi tentang imunisasi-imunisasi baru dan manfaatnya. Meskipun membangun kepercayaan seputar keamanan suntikan ganda dan pentingnya imunisasi lengkap memerlukan waktu, komunikasi yang konsisten dengan orang tua melalui pelibatan masyarakat adalah penting untuk meningkatkan penerimaan imunisasi.

Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Australia
Ditulis oleh Hermansyah, Vaccination Technical Officer, WHO Indonesia

Media Contacts

Tim Komunikasi