Di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, muncul permasalahan seiring mendekatnya masa pensiun petugas-petugas imunisasi berpengalaman: terdapat kekosongan petugas yang harus diisi petugas-petugas baru, yang belum mendapat pembinaan formal untuk peran ini. Untuk mengatasinya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Poso berkolaborasi dengan Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, Balai Pelatihan Kesehatan Sulawesi Tengah, dan WHO Indonesia. Ketiga badan ini menjalankan inisiatif bersama yang bertujuan memberikan pelatihan dasar imunisasi kepada tenaga kesehatan di daerah ini.
Fokus inisiatif ini adalah program pelatihan imunisasi komprehensif selama empat hari yang dihadiri oleh 24 peserta dari semua Puskesmas di kabupaten tersebut. Gunawan, seorang petugas imunisasi dari Dinkes Kabupaten Poso, mengamati bahwa lebih dari 70% peserta adalah tenaga kesehatan yang belum pernah mendapatkan pelatihan formal. Mereka adalah pegawai baru dan calon pegawai negeri sipil yang baru berkarier di bidang pelayanan kesehatan.
Pelatihan ini menggunakan kurikulum baru yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dan mencakup berbagai topik, termasuk paparan informatif tentang penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I); perencanaan mikro-planing; komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE); pengelolaan rantai dingin dan logistik; aspek vital keamanan imunisasi; kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI); serta prosedur wajib pencatatan dan pelaporan serta evaluasi. Program ini juga mencakup praktik kunjungan lapangan ke dua puskesmas, sehingga memberikan pemahaman langsung yang penting bagi para peserta tentang pelaksanaan imunisasi. Pengalaman mendalam ini memampukan para peserta mengidentifikasi kesempatan untuk meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi termasuk memberikan solusi terhadap hambatan yang ditemui dalam proses tersebut.

Peserta pelatihan mengamati pengelolaan rantai dingin di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) selama Praktik Kunjungan Lapangan (WHO/Rudi Gunawan)
Salah satu peserta, Pratiwi Ayu Wulandari, yang merupakan bidan desa dari Gebungrejo, Kabupaten Poso menceritakan perasaan senangnya setelah terpilih mengikuti pelatihan imunisasi pada Juni 2023 ini. Sebagai bidan desa, tugas utamanya terkait dengan kesehatan ibu dan anak, termasukpemberian imunisasi rutin. Sayangnya, kurangnya pelatihan formal imunisasi membuatnya tidak dapat memberikan pelayanan imunisasi rutin di Posyandu Bagi Pratiwi, kesempatan mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Dinkes Kabupaten Poso merupakan kesempatan mengembangkan keterampilannya dan berkontribusi secara lebih efektif pada keberhasilan pelaksanaan program imunisasi rutin di daerahnya.

Salah satu peserta pelatihan, Pratiwi Ayu Wulandari, memaparkan hasil kerja kelompok perencanaan mikro (WHO/Rudi Gunawan)
Pratiwi mengatakan, “Pengetahuan yang diperoleh dalam pelatihan ini pasti akan sangat bermanfaat untuk peran saya berikutnya sebagai petugas imunisasi. Secara khusus, topik perencanaan mikro sangat bermanfaat, karena membantu saya menghitung jumlah sasaran, menghitung logistik, dan memantau cakupan. Sebelumnya saya bertugas memberikan vaksin COVID-19, mulai bulan Juli ini tanggung jawab saya akan bergeser menjadi petugas imunisasi rutin di tiga posyandu di wilayah saya.”
Dengan menyadari kebutuhan akan petugas imunisasi terlatih dan pengambilan langkah-langkah proaktif untuk memberikan pelatihan yang diperlukan, Dinkes Kabupaten Poso turut memajukan agenda transformasi sumber daya manusia. Inisiatif ini sejalan dengan salah satu pilar agenda transformasi kesehatan nasional, yang pada intinya berupaya memperkuat jumlah, memastikan distribusi yang merata, dan meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sehingga mampu melindungi kesehatan dan kesejahteraan komunitas di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Australia
Ditulis oleh Bryan Christian, Vaccination Technical Officer, WHO Indonesia