RSUP Dr Sarjito/Agung Sapto Budi Nugroho.
© Credits

Rumah Sakit Ramah Lingkungan untuk Masa Depan Lebih Sehat

15 August 2022
Feature story
Indonesia

Ditulis oleh Indah Deviyanti, National Professional Officer (Environment), dan Irma Syahriar, Communication Officer.

Melindungi dan memulihkan kesehatan manusia, menyelamatkan nyawa manusia, dan memperkuat layanan kesehatan – sekalipun dilakukan dengan tujuan yang baik – dapat menimbulkan kerugian jika kita tidak berhati-hati.

Bayangkan lembaga kesehatan masyarakat seperti rumah sakit, yang beroperasi 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu untuk menyediakan berbagai layanan kesehatan dan kesejahteraan. Lembaga-lembaga padat sumber daya ini tidak hanya menggunakan energi dalam jumlah besar tetapi juga menghasilkan limbah yang dapat merugikan manusia dan lingkungan hidup.

Pengelolaan limbah secara tidak aman juga dapat mendorong terjadinya perubahan iklim. Pembakaran limbah medis di tempat terbuka melepaskan gas berbahaya, senyawa seperti dioksin dan furan, serta logam beracun seperti timbel, kadmium, dan merkuri. Jenis pembakaran ini juga melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar, sehingga memperburuk perubahan iklim. Pembuangan limbah terdegradasi biologis menghasilkan emisi gas rumah kaca, termasuk metan, yang memiliki dampak lebih besar pada iklim dibandingkan gas-gas lain selain karbon dioksida. Pembuangan limbah yang tidak aman dan yang mencemari tanah dan perairan juga adalah salah satu konsekuensi tidak tersedianya fasilitas daur ulang dan pembuangan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Gambar 01. Seorang petugas sampah mendisinfeksi jerigen sebelum mengolahnya di peralatan pencacah. Sumber foto: RSUP Dr Sarjito/Agung Sapto Budi Nugroho.

Rumah sakit dan fasilitas-fasilitas sektor kesehatan lain harus melaksanakan upaya-upaya mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dan memitigasi dampak limbah yang ditimbulkan oleh kegiatan kerja mereka dan kegiatan-kegiatan terkait, terutama dalam konteks pandemi ini. Menurut sebuah laporan WHO yang diterbitkan pada 2021, berton-ton limbah medis tambahan dari respons pandemi COVID-19 menunjukkan kebutuhan mendesak perbaikan praktik-praktik pengolahan limbah di fasyankes. Hal ini berarti sektor pelayanan kesehatan perlu mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan dalam memastikan pengolahan limbah secara aman dan meningkatkan sistem dan teknik pengelolaan limbahnya.

Lingkungan yang aman dengan keberlanjutan yang terjamin di fasyankes sangat penting dalam mencapai cakupan kesehatan semesta. Keselamatan pasien juga dapat tercapai saat keterampilan pengelolaan air, sanitasi, kebersihan, dan limbah ditempatkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan tangguh menghadapi lingkungan yang berubah akibat perubahan iklim dan bencana alam.

Transformasi ramah lingkungan di RSUP Dr Sardjito

Di Yogyakarta, sebuah rumah sakit mengambil peran aktif dalam memastikan pengelolaan aman dan ramah lingkungan fasyankes sebagai bagian dari penggunaan konsep rumah sakit ramah lingkungan (green hospital). Rumah sakit tersebut, RSUP Dr Sardjito, memulai inisiatif ini pada 2016. RSUP Dr Sardjito merupakan anggota Global Green and Healthy Hospital (GGHH) Asia Pacific, yang memungkinkan rumah sakit ini menerapkan pelajaran-pelajaran dari organisasi tersebut dan mengembangkan inisiatif ramah lingkungan tersebut. Pada tahun yang sama, pengelola RSUP Dr Sardjito memutuskan ikut serta dalam sebuah kompetisi rumah sakit ramah lingkungan yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan mendapat hadiah pertama.

Untuk pengelolaan limbah, RSUP Dr Sardjito menginisiasi program 3R, yaitu reuse-reduce-recycle, atau menggunakan ulang-mengurangi-mendaur ulang, untuk limbah rumah tangga organik maupun anorganik dan limbah medis seperti jeriken dialisis bekas dan botol infus bekas. Aspek-aspek keamanan lingkungan dan kerja, biaya operasional, kebijakan lembaga, dan peraturan pemerintah mendapat perhatian khusus.

Dengan anggaran terintegrasi dalam program mereka, rumah sakit merencanakan dengan teliti inisiatif mereka ini. Rumah sakit bermitra dengan koperasi dan pihak ketiga untuk menerapkan program 3R melalui bank sampah, dengan menerapkan standar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 13 tahun 2012, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan no. P.56 tahun 2015, serta regulasi internal.

Gambar 02. Autoclave yang didanai WHO dan UNDP di RSUP Dr Sardjito. Sumber foto: RSUP Dr Sarjito/Agung Sapto Budi Nugroho.

Proses 3R dipantau dengan teliti oleh staf kesehatan lingkungan rumah sakit, mulai dari pengambilan, disinfeksi, pencacahan, dan transportasi ke pihak ketiga. Berdasar data 2016-2021, setiap hari RSUP Dr Sardjito mendaur ulang 8,08-14,61% dari rata-rata total limbah medis yang beratnya 900 kg. 34,35-62,20% dari limbah domestik yang totalnya mencapai 9.606 kg per bulan juga didaur ulang melalui bank sampah pada periode yang sama. Selain itu, limbah organik pun dikomposkan, sehingga efisiensi rumah sakit ini makin meningkat. Hal ini memungkinkan RSUP Dr Sardjito menghemat sekitar US$24.000 pada tahun 2022.

Komitmen rumah sakit dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi pasien, staf, dan masyarakat tidak terbatas pada pengelolaan limbah. Program rumah sakit ramah lingkungan di rumah sakit ini dijalankan dalam segala aspek dan infrastruktur operasional, mulai dari membangun fasilitas ramah lingkungan seperti jalur pejalan kaki, jalur sepeda, dan taman pemulihan bagi pasien untuk mempromosikan efisiensi energi dan membangun fasilitas terintegrasi untuk pengurangan dan penanganan limbah.

“Saat orang-orang berbicara tentang rumah sakit ramah lingkungan di Indonesia, mereka selalu membicarakan RSUP Dr Sardjito. Hal ini sudah menjadi bagian dari branding kami. Meskipun kami tahu masih ada area-area yang perlu diperbaiki, kami terus mencoba mencetak kemajuan dan berinovasi,” kata Agung Sapto Budi Nugroho, Kepala Sub Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUP Dr Sardjito.

“Hal ini membantu manajemen kami, saat melihat hasil dan bukti ilmiahnya, untuk mempercayai program ini. Mereka mengakui kesehatan lingkungan adalah aspek penting yang tidak dapat kita abaikan,” tambahnya.

Merintis jalan menuju tindakan ramah lingkungan yang nyata

Rumah sakit ini terus mengambil langkah untuk menjadi semakin ramah lingkungan. Pada 2021, rumah sakit ini memasang sebuah autoklaf, yaitu teknologi pengolahan limbah berbasis uap yang digunakan untuk limbah infeksius dan disinfeksi limbah sehingga siap didaur ulang, yang didanai oleh WHO dan UNDP. Autoklaf menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan insinerator dan tidak menimbulkan risiko kesehatan akibat dilepaskannya polutan-polutan beracun ke udara. Manajemen juga sedang mempertimbangkan pengembangan program mereka lebih luas dari aspek-aspek teknologi dan keamanan.

Hingga saat ini, RSUP Dr Sardjito telah mendapatkan beberapa penghargaan atas pencapaian-pencapaian luar biasanya dalam program rumah sakit ramah lingkungan. Manajemen rumah sakit memiliki harapan yang tinggi dalam implementasi program ini di Indonesia, di mana semakin banyak rumah sakit mengikuti jejak mereka.

Sejauh ini, keberhasilan mereka telah membantu menginspirasi dan merintis jalan bagi rumah sakit-rumah sakit lain. RSUP Dr Sardjito telah menjawab berbagai permintaan dari Kemenkes, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, universitas, organisasi profesi, dan lembaga pelayanan kesehatan untuk membagikan keahlian dan praktik terbaik mereka.

Saat ditanya tentang tema Hari Kesehatan Sedunia 2022 “Planet kita, kesehatan kita” dan apa yang dapat kita lakukan untuk melindungi lingkungan dan planet ini, Agung menjawab tegas, “Planet ini membutuhkan tindakan nyata.”

“Polusi dari kegiatan-kegiatan terkait industri, kerusakan yang diakibatkan pada lingkungan, pembalakan liar, dan isu-isu lingkungan hidup serius lainnya harus diatasi oleh pemerintah dan mitra dari berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan,” tambahnya.

Sebuah makalah yang diterbitkan oleh WHO dan Health Care Without Harm menunjukkan bahwa sektor kesehatan dapat menjalankan peran penting dalam meningkatkan kesehatan populasi, sambil menjalankan upaya mengurangi dampak iklim mereka untuk melindungi lingkungan. Mulai dari membangun infrastruktur ramah lingkungan untuk memaksimalkan upaya pengelolaan limbah seperti Dr Sardjito, sektor kesehatan dapat mengambil peran kepemimpinan dalam memitigasi perubahan iklim dan mengadvokasikan masa depan yang lebih sehat.

***

 

Media Contacts

Tim Komunikasi Indonesia