Pesan dari Pulau Osi, Maluku: Suntikan ganda diterima dan aman

18 September 2023
Highlights
Di seluruh dunia, pemberian suntikan ganda kepada bayi telah menjadi praktik rutin selama satu dekade terakhir, tanpa ditemukan efek simpang yang serius pada bayi maupun program imunisasi. Namun, Marlyn Manuputty, seorang koordinator imunisasi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Piru di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku masih menemui pertanyaan dan kekhawatiran dari orang tua tentang keamanan suntikan ganda. Menjawab kekhawatiran ini penting untuk memastikan efektivitas program imunisasi. 

“Beberapa pertanyaan umum dari orang tua atau pengasuh meliputi kekhawatiran tentang keamanan bayi mereka apabila  menerima dua atau lebih suntikan imunisasi pada waktu bersamaan.  Orang tua sering bertanya apakah lebih aman memberikan satu jenis antigen dalam satu jadwal imunisasi dan jenis antigen lain baru diberikan pada jadwal selanjutnya,” jelas Marlyn Manuputty.

Pada 25 Mei 2023, WHO Indonesia, bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seram Bagian Barat, mengadakan kunjungan supervisi suportif ke pos pelayanan terpadu (posyandu) di Pulau Osi. Dalam supervisi ini, para petugas imunisasi menyampaikan kekhawatiran tentang keamanan pemberian suntikan ganda, yang merupakan faktor yang membuat orang tua enggan mengizinkan anak mereka diimunisasi. Anak-anak di bawah usia lima tahun lebih rentan terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti polio, difteri, dan pertusis. Penyusunan jadwal suntikan ganda didasarkan pada data keamanan dan efektivitas pra- dan pasca-perizinan, termasuk penelitian tentang pemberian bersamaan. Penundaan imunisasi dengan sengaja dapat menjadi tindakan tidak bertanggung jawab dan membuat anak-anak menjadi rentan. Penelitian juga menunjukkan bahwa imunisasi-imunisasi yang direkomendasikan tetap aman dan efektif saat diberikan secara bersamaan maupun terpisah.


Laukay Anike Maanana, seorang petugas imunisasi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Piru di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku memberikan imunisasi ganda, termasuk dua suntikandi sebuah pusat pelayanan terpadu (posyandu) di Pulau Osi. Dalam satu kunjungan, seorang bayi berusia 2 bulan menerima dosis kedua imunisasi OPV,  dosis pertama imunisasi Pentabio (DPT-HB-Hib), dan dosis pertama Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Kredit: WHO/Victor Mangu

Pesan-pesan penting ini disampaikan secara efektif kepada para orang tua dan pengasuh di posyandu di pulau Osi, sehingga meningkatkan penerimaan orang tua dan pengasuh atas imunisasi ganda bagi anak-anak mereka. Meyakinkan para pengasuh serta merespons dengan jelas dan efektif pertanyaan para pengasuh merupakan salah satu strategi penting peningkatan penerimaan orang tua.

Karena posyandu-posyandu lain di daerah ini mungkin menghadapi tantangan-tantangan serupa dalam mempromosikan suntikan ganda, dibutuhkan pelaksanaan solusi-solusi yang komprehensif. Solusi-solusi ini tidak hanya mencakup meyakinkan pengasuh dan menjawab pertanyaan pengasuh dengan baik tetapi juga memperkuat kapasitas tenaga kesehatan. WHO Indonesia, bersama Dinkes Provinsi Maluku, menjalankan inisiatif-inisiatif pembangunan kapasitas terarah dan supervisi suportif berkala untuk tenaga kesehatan. Upaya-upaya ini dirancang untuk memperkuat keterampilan dan kepercayaan diri tenaga kesehatan dalam mengedukasi para pengasuh tentang manfaat suntikan ganda. Dengan memberikan pesan yang jelas dan tepat, tenaga kesehatan dapat menumbuhkan rasa percaya dan menerima para orang tua, sehingga meningkatkan angka imunisasi secara keseluruhan.

Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Australia
Ditulis oleh Victor Pati Mangu, Vaccination Technical Officer, WHO Indonesia

Media Contacts

Tim Komunikasi