Bahan Bakar Memasak yang Bersih lebih Efektif Mengurangi Polutan Berbahaya: Rangkuman Kebijakan WHO

22 January 2025
Highlights

Halaman sampul Bahan Bakar Memasak Bersih Lebih Efektif dalam Mengurangi Polutan Berbahaya - Ringkasan Kebijakan WHOSebuah rangkuman kebijakan bersama WHO dan University of Liverpool menunjukkan bahwa bahan bakar bersih untuk memasak jauh lebih efektif mengurangi polutan berbahaya dibandingkan kompor biomassa canggih—atau improved biomass stove. Meskipun kompor biomassa mengurangi sekitar 50% partikel halus (PM2.5), tingkat partikel ini masih melebihi sasaran WHO saat ini. Sebaliknya, bahan bakar bersih untuk memasak menurunkan PM2.5 sebanyak 85%, memenuhi atau bahkan melebihi standar-standar kualitas udara. 

Di seluruh dunia, 2,3 miliar orang, kebanyakan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, mengandalkan bahan bakar memasak penyebab polusi seperti biomassa, batu bara, dan minyak tanah. Pada tahun 2020, polusi udara di rumah dari jenis-jenis bahan bakar ini turut menyebabkan 3,2 juta kematian, terutama akibat penyakit jantung iskemik (32%), strok (23%), infeksi saluran pernapasan bawah (21%), dan penyakit paru obstruktif kronis (19%). Hampir setengah kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah pada balita terkait dengan polusi udara di rumah. 

Di Indonesia, program subsidi LPG nasional tahun 2007 memungkinkan 87% rumah tangga bergeser ke bahan bakar bersih untuk memasak tersebut. Namun, sebaliknya sekitar 30 juta orang Indonesia masih mengandalkan bahan bakar penyebab polusi dan membahayakan kesehatan mereka. 

Untuk semakin meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, pada 2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan dukungan WHO, meluncurkan pedoman berbasis bukti untuk memberdayakan masyarakat. Pedoman ini menyoroti pentingnya perubahan perilaku seperti tidak merokok di dalam ruangan dan cara memasak yang lebih sehat, disertai peningkatan struktur seperti ventilasi yang lebih baik dan rancangan rumah yang berkelanjutan. Pedoman ini menggarisbawahi peran kampanye edukasi, peraturan daerah, dan sistem pemantauan yang dipimpin masyarakat untuk memastikan kelanjutan dampak. 

Dengan menjawab hambatan perilaku maupun infrastruktur, serta terus mempromosikan bahan bakar bersih—bukan hanya yang digadang-gadang “canggih”— untuk memasak, Indonesia dapat memajukan cara memasak bersih serta semakin cepat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 3 dan 7 tentang kesehatan dan energi. 

Rangkuman kebijakan ini dapat diunduh di sini: Policy Brief: Clean Household Energy Solutions Toolkit (CHEST) 

Media Contacts

Tim Komunikasi