Pernyataan WHO tentang Isu-isu terkait Autisme

30 September 2025
Highlights

World Health Organization (WHO) menekankan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah meyakinkan yang memastikan adanya kemungkinan hubungan antara autisme dan penggunaan parasetamol (juga disebut sebagai asetaminofen) selama kehamilan.

Secara global, hampir 62 juta orang (1 dari 127 orang) hidup dengan spektrum autisme, yaitu berbagai kondisi terkait dengan perkembangan otak. Meskipun kesadaran dan diagnosis telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, penyebab-penyebab pasti autisme belum dapat dipastikan, dan terdapat berbagai faktor yang diketahui dapat terlibat.

Banyak penelitian mendalam telah dilaksanakan dalam satu dekade terakhir, termasuk studi-studi berskala besar, untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan parasetamol selama kehamilan dan autisme. Hingga saat ini, belum ada asosiasi konsisten yang ditemukan.

WHO merekomendasikan semua ibu hamil tetap mengikuti nasihat dokter atau tenaga kesehatan mereka yang dapat membantu menilai kondisi masing-masing dan merekomendasikan obat-obatan yang diperlukan. Setiap obat harus digunakan dengan hati-hati selama kehamilan, khususnya pada tiga bulan pertama, dan selalu sesuai dengan saran tenaga kesehatan.

Selain itu, terdapat bukti yang kuat dan meluas yang menunjukkan bahwa penggunaan vaksin pada anak-anak tidak menyebabkan autisme. Studi-studi besar dengan kualitas tinggi dari banyak negara menghasilkan kesimpulan yang sama. Studi awal yang mengindikasikan hubungan antara vaksin pada anak dan autisme telah terbukti cacat dan terbantahkan. Sejak 1999, para pakar independen yang memberikan anjuran kepada WHO telah berulang kali menegaskan bahwa vaksin – termasuk vaksin yang mengandung zat tiomersal atau aluminium – tidak menyebabkan autisme maupun gangguan perkembangan lainnya.

Jadwal vaksinasi anak dikembangkan melalui proses yang cermat, menyeluruh, dan berbasis bukti dengan melibatkan pakar-pakar global serta masukan dari negara-negara. Jadwal imunisasi anak, yang dipandu dengan saksama oleh WHO, telah digunakan semua negara serta sudah menyelamatkan sedikitnya 154 juta nyawa dalam 50 tahun terakhir. Jadwal ini tetap penting bagi kesehatan dan kesejahteraan setiap anak dan komunitas. Jadwal-jadwal ini juga terus diperbarui sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan kini melindungi anak-anak, remaja, dan orang dewasa terhadap 30 penyakit infeksi.

Setiap rekomendasi vaksin yang dikeluarkan oleh Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE), atau Kelompok Pakar Penasihat Strategis untuk Imunisasi independen untuk WHO didasarkan pada kajian bukti yang ketat dan dirancang cermat untuk memberikan perlindungan terbaik terhadap penyakit-penyakit serius serta untuk diberikan pada saat-saat paling dibutuhkan.

Jika jadwal imunisasi tidak dijalankan tepat waktu, terganggu, atau diubah tanpa kajian bukti, risiko infeksi akan meningkat tajam tidak hanya bagi anak, tetapi juga bagi komunitas lebih luas. Bayi yang masih terlalu muda untuk diberi vaksin serta orang dengan sistem imun yang lemah atau kondisi kesehatan tertentu menghadapi risiko terbesar.

Autisme dan gangguan perkembangan saraf termasuk dalam prioritas kondisi kesehatan jiwa dan neurologis yang dibahas dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-4 tentang Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa pada Kamis, 25 September ini. Sebagai komunitas global, kita perlu melakukan lebih banyak upaya untuk memahami penyebab autisme serta cara terbaik merawat dan mendukung kebutuhan orang dengan autisme dan keluarga mereka.

WHO berkomitmen memajukan tujuan ini dengan bekerja bersama para mitra, termasuk organisasi-organisasi yang dipimpin orang dengan autisme serta organisasi lain yang mewakili orang yang mengalaminya. WHO juga hadir bagi orang-orang yang hidup dengan autisme dan keluarga mereka, sebuah komunitas bermartabat yang berhak mendapatkan pertimbangan berbasis bukti dan bebas dari stigma.

Media Contacts

Tim Komunikasi Indonesia

Related