© WHO/Iqbal Lubis
© Credits

Setiap Anak Berharga: Sumatra Utara Bersatu demi Imunisasi

5 August 2025

Dengan gerakan yang tenang tetapi penuh makna, Ibu Kahiyang Ayu Bobby Nasution membungkukkan badannya untuk memberikan vaksin polio tetes kepada Kaluna, seorang bayi perempuan berusia lima bulan, putri dari Winda Wulan Sari Fitria.

“Imunisasi sangat penting untuk melindungi anak saya,” ujar Winda dengan tatapan yakin dan teguh. “Saya akan pastikan Kaluna mendapatkan vaksin lengkapnya sesuai jadwal di posyandu setiap bulan.”

Momen ini – terekam di Sumatra Utara dalam peluncuran kampanye imunisasi kejar nasional PENARI pada April 2025 – menyoroti komitmen yang terus tumbuh di provinsi ini dan di seluruh Indonesia untuk menutup kesenjangan imunisasi dan melindungi setiap anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Sekelompok orang dengan pakaian beragam berkumpul di sekitar wanita berkerudung hijau tua yang duduk sambil menggendong bayi. Seseorang berseragam toska membungkuk berinteraksi dengan bayi, sementara yang lain berdiri di dekatnya.
Ibu Kahiyang Ayu Bobby Nasution memberikan vaksin polio tetes kepada Kaluna, yang berusia lima bulan. Kredit: WHO/Victor Mangu

Dipimpin oleh dinas kesehatan provinsi setempat dengan dukungan kuat dari kader-kader Tim Penggerak Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dan kader kesehatan, kampanye ini menyasar bayi, balita, serta perempuan usia subur yang belum memperoleh imunisasi rutin lengkap.

World Health Organization (WHO), bersama mitra-mitra utama seperti UNICEF dan UNDP, memberikan dukungan penting, antara lain dalam bentuk mengembangkan instrumen pemantauan berbasis Excel dan dasbor imunisasi, diseminasi panduan PENARI, dan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan garis depan.

Saat pelaksanaan PENARI ini, lebih dari 26.000 anak di seluruh Sumatra Utara menerima imunisasi yang penting bagi kelangsungan hidup mereka, termasuk di antaranya lebih dari 8.700 anak “zero dose” yang belum pernah diimunisasi sebelumnya. Kabupaten-kabupaten seperti Deli Serdang, Dairi, dan Simalungun menunjukkan kinerja menonjol, menyumbangkan pemberian ribuan dosis imunisasi. Secara nasional, kampanye ini berhasil memberikan lebih dari 460.000 dosis imunisasi kepada bayi, anak-anak, dan perempuan, menjadi bukti nyata tentang potensi kepemimpinan di tingkat lokal jika disertai dukungan nasional.

“Inilah kekuatan kolaborasi,” kata H. Muhammad Faisal H., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara. “Melalui PENARI, kita membuktikan bahwa kita dapat menjangkau anak yang belum diimunisasi dan memberi setiap anak kesempatan untuk hidup lebih sehat.”

Capaian jangka pendek, dampak jangka panjang

Di balik angka-angka tersebut terdapat upaya pergerakan yang signifikan, dengan pemanfaatan instrumen-instrumen pemantauan setempat dan keterlibatan aktif kader TP-PKK, melalui penjangkauan sampai ke sudut-sudut kota dan pedesaan.

Namun demikian, para pejabat dan keluarga di provinsi ini sepakat bahwa kemajuan harus dipertahankan. Dengan masih adanya hampir 70.000 anak di Sumatra Utara yang belum menerima imunisasi sama sekali, kerja keras di depan mata tetap mendesak, dan hal ini menjadi fokus acara Pekan Imunisasi Dunia yang diadakan TP-PKK pada 5 Mei 2025 bersama  partisipasi dari ke-33 kabupaten/kota di provinsi ini.

“Imunisasi adalah perlindungan terbaik yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita,” ujar Ibu Kahiyang, selaku Ketua TP-PKK Sumatra Utara. “Mari bersama-sama memastikan mereka tumbuh menjadi sehat dan kuat, siap membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.”


Ibu Kahiyang Ayu Bobby Nasution, Ketua TP-PKK Sumatra Utara, memimpin telekonferensi tingkat provinsi dalam Pekan Imunisasi Dunia, diikuti oleh pejabat kesehatan, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat. Kredit: WHO/Victor Mangu

Dalam bulan-bulan berikutnya, dinas-dinas kesehatan dan tokoh-tokoh masyarakat di seluruh provinsi terus melakukan kunjungan rumah ke rumah, memperluas jangkauan ke masyarakat yang belum cukup terlayani, serta memperdalam kerja sama dengan sekolah, tokoh agama, dan organisasi setempat – upaya-upaya esensial untuk mengubah capaian jangka pendek menjadi kemajuan berkelanjutan.

“Setiap anak yang belum diimunisasi sama sekali menghadapi risiko, sekaligus merupakan anak yang dapat kita jangkau,” kata Dr Stephen Chacko, Team Lead, Communicable Diseases at WHO Indonesia. “Tetapi untuk itu, kita harus memastikan adanya kepemimpinan lokal yang kuat, data yang andal, dan layanan rutin – bukan hanya semasa kampanye, melainkan setiap hari.”

Di Sumatra Utara – seperti di seluruh Indonesia –momentum nyata telah muncul. Tantangan kini adalah menjadikannya bertahan lama.

 

_____________________________________________________

Ditulis oleh Victor Pati Mangu, Vaccination Technical Officer, WHO Indonesia