Kembali Berdiri: Perjalanan Rehabilitasi Polio Seorang Anak Papua

5 December 2024

Karena tidak mendapatkan imunisasi lengkap saat tumbuh di daerah terpencil, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dari Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, mengalami kelumpuhan pada Desember 2023. Bulan berikutnya, ia didiagnosis menderita polio tipe 1 varian.

Menanggapi kejadian ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika bekerja sama dengan Puskesmas Karang Senang dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mimika. Bersama-sama, mereka membangun kepercayaan keluarga anak laki-laki tersebut dengan menyediakan bantuan seperti perawatan medis dan transportasi. Rehabilitasi dimulai dengan menyediakan terapi intensif di RSUD Kabupaten Mimika, yang kemudian beralih ke perawatan di rumah.

Dari tidak dapat berjalan, anak tersebut mulai mampu berjalan sendiri dan menikmati aktivitas masa kanak-kanak sehari-hari. Pemulihan ini memberikan dua pelajaran penting: pentingnya rehabilitasi sesegera mungkin untuk seluruh anak-anak yang terkena polio, dan pentingnya pemberian imunisasi sebagai pencegahan penyakit.

Keluarga anak tersebut sekarang menghimbau orang tua di seluruh Indonesia memastikan anak-anak mereka terlindungi sepenuhnya terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

 


Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID.

 

Ditulis oleh Rosa Panggabean, fotografer, dan Bunga Manggiasih, National Professional Officer (Communication), WHO Indonesia

Foto-foto diambil pada 26 Juli 2024. Kredit foto: WHO/Rosa Panggabean

WHO/Rosa Panggabean
Odimina menggendong putranya yang lumpuh dan didiagnosis polio.
© Credits

Membuka jalan menuju rehabilitasi

Sebagai orang tua tunggal, Odimina tidak memiliki dokumen resmi yang memungkinkan anaknya mengakses perawatan dan rehabilitasi polio. Puskesmas Karang Senang segera turun tangan untuk membantu Odimina dan putranya memperoleh Akta Lahir, Kartu Keluarga, KTP, dan keanggotaan Jaminan Kesehatan Nasional.

 

WHO/Rosa Panggabean
Putra Odimina kini memiliki Kartu Identitas Anak dan akses ke perawatan kesehatan.
© Credits

Kunci perawatan kesehatan

Setelah Odimina memperoleh Kartu Identitas Anak (dalam foto) dan dokumen sipil lain untuk anaknya, ia dapat memperoleh bantuan untuk mengakses perawatan kesehatan, termasuk rehabilitasi kaki.

 

WHO/Rosa Panggabean
Petugas Puskesmas Karang Senang membantu anak Odimina masuk ke ambulans untuk menjalani terapi fisik di RSUD Kabupaten Mimika.
© Credits

Layanan penjemputan

Selama beberapa bulan, Puskesmas Karang Senang menyediakan transportasi bagi anak  tersebut untuk menjalani rehabilitasi di RSUD Kabupaten Mimika. Puskesmas juga menyediakan beras dan telur untuk pemenuhan gizi si anak . Cepatnya penanganan telah mencegah kelumpuhan bertambah parah.

 

WHO/Rosa Panggabean
Tim Puskesmas Karang Senang, Odimina, dan anaknya bersiap berangkat dengan ambulans.
© Credits

Ambulans sedang bekerja

Awalnya, Odimina menemani anaknya ke rumah sakit untuk menjalani rehabilitasi. Namun, karena ia harus bekerja setiap hari di ladang ubi jalar, ia tidak dapat menghadiri setiap sesi dan mempercayai tim puskesmas untuk membawa anaknya ke rehabilitasi.

WHO/Rosa Panggabean
Konsultasi dengan dokter anak sangat penting untuk menilai kemajuan anak Odimina.
© Credits

Memeriksa kemajuan

Sebelum setiap sesi rehabilitasi, dr. Gustian Rante Tiballa memeriksa anak tersebut untuk menilai perkembangan kemampuan anak berjalan. Dokter spesialis anak RSUD Kabupaten Mimika tersebut kemudian menyesuaikan rehabilitasi berdasarkan evaluasi ini.

 

WHO/Rosa Panggabean
Putra Odomina menerima penyinaran inframerah.
© Credits

Perawatan inframerah

Langkah pertama  sesi rehabilitasi adalah penyinaran inframerah. Ini membantu meringankan gejala dan meningkatkan fungsi otot bagi penderita polio.

WHO/Rosa Panggabean
Putra Odimina menerima terapi fisik.
© Credits

Belajar berjalan lagi

Rehabilitasi membantu meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot dengan menyesuaikan gerakan si anak. Gerakan disesuaikan berdasarkan kemajuannya.

 

WHO/Rosa Panggabean
Melanjutkan terapi di rumah sangat penting untuk pemulihan.
© Credits

Latihan di rumah

Setelah rehabilitasi anak laki-laki tersebut menunjukkan perkembangan yang baik, RSUD Kabupaten Mimika meminta Puskesmas Karang Senang untuk melanjutkan latihan di rumah. Perawat Artemis Diana Tinoring mengunjungi rumahnya dua kali sehari untuk melanjutkan latihan fisik. Ia juga mengajarkan Odimina cara membantu latihannya di rumah.

 

WHO/Rosa Panggabean
Peralatan yang dipasang oleh tim Puskesmas Karang Senang membantu anak ini berjalan lagi.
© Credits

Peralatan untuk pemulihan

Tim Puskesmas Karang Senang memasang peralatan untuk membantu anak laki-laki tersebut belajar kembali berjalan. Ibunya dengan sabar membantu selama sesi pelatihan.

WHO/Rosa Panggabean
Odimina dan putranya kini dapat dapat melangkah bersama lagi
© Credits

Kembali berdiri tegak

Setelah beberapa bulan menjalani rehabilitasi, anak laki-laki itu dapat berdiri tegak di samping keluarganya dan berjalan sendiri. Keluarganya kini turut mengadvokasi akan penerimaan imunisasi, dan menganjurkan   orang tua di seluruh Indonesia untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan perlindungan penuh terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

/