Indonesia memperingati Hari Malaria Sedunia 2020 dalam pandemi COVID-19

30 June 2020
Highlights
Reading time:
Setiap tahun, tanggal 25 April diperingati sebagai Hari Malaria Sedunia (HMS). Tahun ini, WHO mendukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) merayakan HMS melalui acara-acara virtual dengan tema besar “Nol malaria dimulai dari saya: Bebas malaria, prestasi bangsa”. Rangkaian empat webinar dilaksanakan oleh Kemenkes dengan dukungan dari WHO dan lembaga-lembaga lainnya termasuk Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF).

Indonesia bebas malaria

Pada tanggal 29 April 2020, sebuah webinar yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan tentang ‘Indonesia bebas malaria pada 2030’ diadakan atas kolaborasi program malaria nasional dan ADINKES. WHO Indonesia mendukung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah untuk mengkaji inisiatif dan pembelajaran yang dapat dipetik dari program percepatan eliminasi malaria di Kabupaten Pangandaran dan Purworejo. Salah satu contoh inisiatif yang dibagikan selama pertemuan ini adalah integrasi surveilans migrasi malaria dan respons COVID-19 di Purworejo, di mana kader malaria dan pemimpin desa mengumpulkan riwayat perjalanan semua pengunjung baru di desanya dan melakukan skrining malaria dan COVID-19 untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi penyakit-penyakit tersebut.
 
Upacara penghargaan dan diseminasi protokol malaria dalam pandemi COVID-19

Upacara penghargaan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei merupakan acara puncak perayaan HMS di Indonesia. Dalam upacara ini, Menteri Kesehatan Dr dr Terawan Agus Putranto memberikan sertifikat eliminasi malaria kepada wali kota/bupati dari enam kota/kabupaten di seluruh Indonesia yang pada awal tahun ini dinilai oleh tim independen nasional telah berhasil mencapai eliminasi malaria, berdasarkan panduan eliminasi malaria yang mengikuti pedoman WHO. Keenam kota/kabupaten ini adalah: Kota Bengkulu, Garut, Tasikmalaya, Nunukan, Tana Tidung, dan Wakatobi. WHO memberikan dukungan teknis langsung kepada Kota/Kabupaten Garut dan Tasikmalaya untuk membantu mencapai tonggak prestasi ini.

Setelah upacara penghargaan, program malaria nasional mendiseminasikan protokol pelayanan malaria selama pandemi COVID-19 yang telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Dr Achmad Yurianto. Para pakar penyakit menular dan malaria dari Kantor WHO Kawasan Asia Tenggara menyoroti pentingnya intervensi pengendalian malaria yang berkelanjutan selama pandemi COVID-19 dan memaparkan panduan baru WHO tentang penyesuaian intervensi malaria dalam respons COVID-19 serta membahas kemungkinan dampak gangguan pelayanan kesehatan pada beban malaria dengan menggunakan contoh-contoh dari Afrika sub-Sahara. Pertemuan utama daring ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta, termasuk petugas malaria dari tingkat provinsi dan kabupaten/kota dan mitra-mitra lain. Para peserta didorong untuk melanjutkan pelayanan malaria dan intervensi-intervensi inti pengendalian vektor di semua kabupaten/kota endemik sesuai panduan Kemenkes tentang pencegahan dan pengendalian COVID-19.



Keterangan: Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyerahkan sertifikat eliminasi malaria kepada enam kabupaten/kota di seluruh Indonesia dalam sebuah acara daring setelah Hari Malaria Sedunia 2020. Kredit: Herdiana / WHO / 2020

Tatalaksana kasus malaria selama COVID-19

Program malaria nasional, dengan dukungan WHO dan UNICEF, melaksanakan sebuah webinar tentang tatalaksana kasus malaria dalam konteks COVID-19 pada tanggal 2 Mei. Isu-isu keamanan terkait pemberian obat-obatan bersamaan bagi penderita koinfeksi malaria dan COVID-19 dibahas dalam webinar yang diikuti oleh lebih dari 700 tenaga kesehatan ini.

Intervensi pengendalian vektor

Webinar terakhir diadakan pada tanggal 9 Mei 2020 oleh Sub-direktorat Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, berkolaborasi dengan Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia, U.S. Centers for Disease Control, dan WHO tentang intervensi pengendalian vektor malaria untuk transmisi luar ruangan. Webinar ini diikuti oleh lebih dari 300 ahli entomologi kesehatan dan petugas malaria dari seluruh Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr Siti Nadia Tarmizi memaparkan protokol tentang pelayanan malaria selama pandemi COVID-19 yang menekankan pada pentingnya keberlanjutan intervensi pengendalian vektor untuk melindungi masyarakat yang berisiko terinfeksi malaria.
 
Informasi mengenai kampanye HMS global dapat dilihat di: www.who.int/campaigns/world-malaria-day/world-malaria-day-2020