Pada tanggal 11 hingga 14 Agustus 2020, WHO mendukung Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan Intra-Action Review (IAR) atas respons COVID-19 di Indonesia. IAR merupakan sebuah kajian kualitatif multisektor yang komprehensif atas penanggulangan yang dilaksanakan sejauh ini dalam menanggapi kedaruratan yang masih berlangsung. IAR merupakan sebuah mekanisme yang baik untuk mengidentifikasi kesenjangan dan pembelajaran serta perbaikan agar respons terhadap wabah COVID-19 dapat berjalan lebih baik.
Pelaksanaan IAR Indonesia merupakan rekomendasi dari pertemuan keempat International Health Regulations (2005) Emergency Committee pada bulan Juli mengenai wabah COVID-19. Pertemuan ini diadakan oleh Direktur Jenderal WHO dan menyoroti pentingnya pembelajaran bersama yang berkelanjutan melalui pertemuan pemangku-pemangku kepentingan terkait untuk menganalisis secara kritis dan sistematis tindakan-tindakan yang dilakukan dalam menangani sebuah kedaruratan.
Di Indonesia, IAR secara komprehensif mencakup
sembilan pilar utama penanggulangan COVID-19: 1) komando dan koordinasi; (2)
komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat; (3) surveilans, tim gerak cepat,
dan penyelidikan epidemiologi kasus; (4) pintu masuk negara, perjalanan internasional, dan
transportasi; (5) laboratorium; (6) pengendalian infeksi; (7) tatalaksana
kasus; (8) dukungan operasional dan logistik; dan (9) mempertahankan pelayanan
dan sistem kesehatan esensial. IAR ini juga mencakup pertimbangan-pertimbangan
khusus untuk wilayah dengan transmisi komunitas dan tempat-tempat berkapasitas rendah
serta dalam konteks kondisi yang memerlukan kegiatan
kemanusiaan.
Persiapan IAR
Persiapan IAR dimulai pada bulan Juli 2020 dengan menunjuk tim manajemen inti serta mengidentifikasi pelatihan fasilitator-fasilitator yang mencakup kesembilan pilar ini.
Tim manajemen utama melakukan desk review menyeluruh atas prosedur operasional standar, panduan, kebijakan, laporan, dan
lini waktu kejadian-kejadian penting dalam respons COVID-19. Pada tanggal 15
hingga 17 Juli, temuan desk review
ini dipaparkan kepada para pemangku kepentingan utama. Paparan ini dilanjutkan
dengan orientasi cakupan serta proses IAR kepada para pemangku kepentingan pada
tanggal 28 Juli.
Pada tanggal 29 Juli, WHO mendukung pelatihan fasilitator yang memperlengkapi para peserta dengan teknik serta pedoman IAR dengan mengacu pada panduan IAR WHO. Para fasilitator dipilih dari para pemimpin yang telah memegang tanggung jawab di dalam kesembilan pilar respons COVID-19, sehingga para fasilitator memiliki tanggung jawab atas kegiatan-kegiatan pilar IAR dan komitmen untuk meningkatkan respons.
Pengarahan fasilitator pada tanggal 5 Agustus menjadi
sesi geladi bersih untuk memastikan kelancaran pelaksanaan IAR dengan berbagai
pemangku kepentingan. Para fasilitator juga dapat mempromosikan diskusi
interaktif di antara para pemangku kepentingan masing-masing pilar.
Semua peserta IAR juga mengisi kuesioner yang merekam
input para peserta mengenai keberhasilan dan kesempatan perbaikan respons
COVID-19 sejauh ini. Informasi dari dokumen ini melengkapi diskusi kualitatif
interaktif selama IAR.
Pelaksanaan IAR
IAR dilaksanakan secara virtual dari tanggal 11 hingga
14 Agustus. IAR mengumpulkan banyak pemangku kepentingan dari berbagai sektor
seperti Kementerian Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Nasional,
Sekretariat Kabinet, Kementerian Komunikasi dan Informatika, angkatan
bersenjata, dan perwakilan dinas kesehatan provinsi, rumah sakit, pusat
kesehatan masyarakat, dan mitra-mitra internasional lain seperti FAO, UNICEF,
UN-OCHA, IFRC, WFP, dan ILO.
Sejak wabah COVID-19 dan penetapan kedaruratan
kesehatan, Indonesia telah mengadaptasi rencana responsnya, melakukan penilaian
risiko, serta mengadakan banyak kegiatan untuk melawan penyebaran penyakit
serta memastikan kesejahteraan orang-orang Indonesia.
IAR memperhatikan rencana respons, sistem pelaporan,
dan implementasi kegiatan untuk mengidentifikasi bidang-bidang perbaikan
praktis serta peningkatan berkelanjutan atas respons COVID-19 yang masih
berlangsung.
Rekomendasi-rekomendasi hasil IAR antara lain mencakup peningkatan komando dan
koordinasi di antara para pemangku kepentingan dari berbagai sektor di tingkat
nasional dan daerah, pemantauan berkala indikator-indikator rencana respons
(termasuk koordinasi surveilans dan laboratorium), dan
triase yang lebih baik di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan guna
menghindari paparan pasien dan tenaga kesehatan terhadap COVID-19. Menegakkan
pelaksanaan dan pemantauan pembatasan sosial berskala besar serta memberdayakan
masyarakat sebagai agen perubahan melalui pesan-pesan utama tentang
COVID-19 serta pelibatan, juga dipandang sebagai bidang-bidang untuk perbaikan. Selain itu,
IAR menganjurkan agar telemedicine
ditingkatkan guna mencegah paparan COVID-19 dan mempertahankan pelayanan
kesehatan esensial seperti program imunisasi, tuberkulosis, HIV, dan penyakit
tidak menular.
Arah selanjutnya
Sekarang, pelaksanaan rekomendasi-rekomendasi yang
disepakati selama IAR menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan.
Rekomendasi-rekomendasi ini akan digunakan sebagai masukan untuk mengkaji
rencana respons COVID-19 di Indonesia saat ini, dan para pemangku
kepentingan IAR akan memainkan peran penting dalam mengkaji dan memantau indikator-indikator respons
COVID-19.
Hasil IAR juga akan dimasukkan ke dalam Partners Platform dan IHR State Party Annual Reporting tahunan untuk World Health Assembly, di mana Indonesia akan membagikan pengalaman pembelajaran IAR-nya kepada komite kawasan dan global.
Secara keseluruhan, IAR mengumpulkan berbagai pemangku
kepentingan dalam respons kedaruratan untuk menyepakati taktik-taktik yang
semakin memperbaiki kesiapan dan kemampuan respons terhadap kedaruratan yang
saat ini dihadapi Indonesia. Melalui kesempatan pembelajaran yang sistematis,
konstruktif, dan kolektif, IAR memberikan sejumlah rekomendasi yang perlu
dilaksanakan guna memperkuat respons COVID-19 tingkat
nasional. Kepemimpinan, komitmen, dan kerja sama tim manajemen inti,
fasilitator, serta semua pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan IAR.
WHO, Kementerian Kesehatan, dan para mitra siap
mendukung setiap permohonan dari provinsi-provinsi untuk melaksanakan IAR
tingkat provinsi.
Keterangan gambar utama: Kementerian Kesehatan memaparkan tindakan-tindakan lanjutan Intra-Action Review (IAR). Hasil IAR akan digunakan sebagai masukan untuk mengkaji rencana respons COVID-19 nasional dan hasil IAR juga dimasukkan ke Partners Platform dan IHR State Party Annual Reporting tahunan di World Health Assembly.