WHO
Ilustrasi seorang pengguna mengakses kursus openWHO berbahasa Indonesia melalui laptopnya.
© Credits

Merespons COVID-19: Kursus OpenWHO dalam Bahasa Indonesia Menjembatani Kesenjangan Bahasa dalam Pelatihan Pelayanan Kesehatan Indonesia

12 December 2023
Highlights

Indonesia, dengan populasi yang beragam dan kepulauan yang membentang, menghadapi tantangan unik dalam melatih dengan cepat tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19. Sebagian besar materi pelatihan tersedia dalam bahasa Inggris, yang merupakan hambatan bahasa pada tahap awal respons pandemi negara ini.

Pada Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus-kasus COVID-19 pertamanya, dan tidak lama kemudian, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Menyadari tantangan yang berat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia meminta bantuan WHO untuk menerjemahkan dua kursus penting OpenWHO ke dalam bahasa Indonesia: eProtect Respiratory Infection dan Infection Prevention and Control in COVID-19 context. Incident Management Team memimpin upaya penerjemahan ini, dan kedua kursus ini diluncurkan dalam bahasa Indonesia pada 7 Maret 2020.

Setelah itu, WHO menerbitkan kursus OpenWHO berbahasa Indonesia ketiga, tentang infeksi saluran pernafasan akut berat, pada 21 Maret 2020. Seiring berlanjutnya pandemi, kursus-kursus lain diterjemahkan, dengan total 11 kursus yang diterjemahkan hingga Desember 2020. Kursus-kursus ini menjadi lebih mudah diakses karena tautannya dibagikan melalui laman-laman web penting yang dikelola oleh Kemenkes dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Pada Mei 2021, WHO meluncurkan laman web Serving countries: Indonesia, yang menggabungkan kursus-kursus OpenWHO berbahasa Indonesia, semakin memperluas akses ke pengetahuan-pengetahuan esensial ini.

“WHO berkomitmen mendukung Indonesia dalam memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dan merespons kedaruratan-kedaruratan kesehatan secara efektif. Kami memahami pentingnya peran bahasa dalam mengakses pengetahuan esensial. Kolaborasi kami dengan Indonesia dalam menerjemahkan kursus-kursus OpenWHO bertujuan menghapuskan hambatan bahasa dan memastikan informasi pelayanan kesehatan menjangkau orang-orang di garis depan pandemi,” kata Dr N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia.

Salah satu praktik terbaik yang patut disoroti adalah penggunaan kursus Pelatihan vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan, yang diluncurkan pada 24 Februari 2021. Kursus ini menjadi prasyarat bagi petugas vaksinator COVID-19 dan memperlengkapi mereka dengan pengetahuan tentang berbagai jenis vaksin, prosedur logistik, persiapan rantai dingin, dan langkah-langkah implementasi. Lebih dari 11.300 peserta mendaftarkan diri mengikuti kursus ini sejak diluncurkan, dan kursus ini menjadi salah satu rujukan utama Kemenkes dalam merespons pertanyaan-pertanyaan seputar COVID-19 dari daerah-daerah di Indonesia.

Hingga saat ini, terdapat 14 kursus berbahasa Indonesia yang aktif di OpenWHO, termasuk 11 kursus tentang COVID-19. Ke-14 kursus ini tercatat diikuti lebih dari 44.000 kali oleh 34.500 pengguna unik, yang sebagian besar berada di Indonesia.

Sebagian besar peserta adalah perempuan (57%), mencakup rentang usia yang lebar, di mana 53% di antaranya berusia 20–29 tahun dan 21% di antaranya berusia 30–39 tahun (lihat gambar 1). Pada tahun 2022, 54% peserta merupakan tenaga kesehatan, tetapi pada tahun 2023, distribusi pekerjaan peserta menjadi lebih beragam, di mana 26% peserta merupakan pelajar. Tingkat ketuntasan kursus beragam, di mana tenaga kesehatan mencapai tingkat tertinggi yaitu 78,5%, sedangkan dari kementerian-kementerian lain 68,2% peserta menuntaskan kursusnya.

Gambar 1. Distribusi usia dan gender peserta kursus-kursus berbahasa Indonesia OpenWHO, Maret 2020–September 2023.

Gambar 2. Jumlah kumulatif pendaftaran di kursus-kursus berbahasa Indonesia OpenWHO, Maret 2020–September 2023.

Saat ini, delapan kursus sedang diterjemahkan: tiga kursus tentang tatalaksana penyakit tropis terabaikan (frambusia dan kusta), dua kursus tentang kedaruratan kesehatan, dan tiga kursus tentang tuberkulosis. Kursus-kursus ini dipilih berdasarkan kebutuhan program-program Kemenkes. Kolaborasi yang berkelanjutan ini penting untuk upaya melawan pandemi dan masalah kesehatan lain, dengan tujuan memberikan kesehatan kepada semua orang Indonesia.


Ditulis oleh Maria Regina Christian, National Professional Officer for Tuberculosis, WHO Indonesia