Dari Kebijakan hingga Pelaksanaan: Indonesia dan WHO Mendukung Tenaga Kerja dalam Meningkatkan Angka Imunisasi

26 January 2024
Highlights
Reading time:
Imunisasi adalah hak kesehatan anak-anak Indonesia, yang pemenuhannya merupakan program wajib di layanan kesehatan masyarakat. Namun, masih ada tantangan-tantangan dalam memastikan semua anak dapat mengakses imunisasi, seperti cakupan imunisasi yang tidak merata dan keterbatasan kapasitas tenaga kesehatan. Petugas imunisasi puskesmas dan bidan desa perlu mendapat informasi lengkap dan dibekali dengan panduan imunisasi terbaru untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan membangun kepercayaan masyarakat. Para petugas garis depan ini sering kali melewatkan informasi penting dan dapat kesulitan mengakses pedoman yang ada. Menjawab kesenjangan-kesenjangan ini, misalnya dengan diseminasi informasi, peningkatan aksesibilitas pedoman, dan pembangunan kapasitas tenaga kesehatan, sangat penting untuk memperkuat upaya imunisasi di Indonesia tanpa meninggalkan siapa pun.

Untuk menjawab tantangan-tantangan ini, pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memutakhirkan Pedoman Praktis Manajemen Program Imunisasi Puskesmas, yang diterbitkan pada tahun 2021. WHO mendukung pemutakhiran ini, yang mencakup instrumen pemantauan rumah ke rumah dengan pertimbangan gender, kemerataan, dan hak asasi manusia, yang memungkinkan petugas imunisasi mengumpulkan informasi tentang keterlibatan ayah, inklusi disabilitas, dan anak-anak yang tinggal di daerah sulit dijangkau. Dokumen ini menjadi bahan yang bermanfaat dalam peningkatan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan imunisasi para petugas garis depan, sehingga membantu mencapai cakupan universal bagi semua anak.

Seorang perempuan menggendong boneka bayi, dan dua perempuan berperan sebagai tenaga kesehatan di Posyandu. Seorang pelatih mengamati prosesnya.
Fasilitator mengamati peserta dalam latihan peran tentang pemberian layanan imunisasi di Kota Padang, Sumatra Barat. Kredit: WHO/Novi Anggraeni

Selain itu, WHO mendukung diseminasi panduan terbaru ini di tingkat subnasional. WHO mengadakan sesi orientasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Sumatra Barat, Riau, dan Papua Barat Daya, yang melibatkan sebanyak 95 peserta dari 37 dinas kesehatan (dinkes) kabupaten/kota dan tiga dinkes provinsi. Pelatihan ini akan memberdayakan para tenaga kesehatan untuk menjalankan pelatihan lebih lanjut bagi tenaga kesehatan di tingkat masyarakat. Sesi-sesi ini mencakup topik seperti menjalankan pelatihan dengan efektif, persiapan bahan pelatihan termasuk untuk latihan praktik, dan orientasi tentang koordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Ketiga provinsi ini diprioritaskan karena tingginya anak-anak yang belum diimunisasi, kurangnya kesempatan latihan praktik tentang imunisasi, serta kesediaan dan komitmen dinkes provinsi setempat.

Dalam sesi-sesi pelatihan ini, para fasilitator memaparkan 14 topik tentang pengelolaan imunisasi, instrumen terkait, dan alat bantu kerja. Latihan kelompok dan kunjungan lapangan juga diadakan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memberikan imunisasi. Orientasi ini diperkaya dengan modul pelatihan pengelola tingkat menengah WHO untuk menjalankan pelatihan sesuai kebutuhan dan tanggung jawab masing-masing pengelola tingkat menengah, berdasarkan prinsip-prinsip penguatan efektivitas pembelajaran orang dewasa.

Peserta pelatihan di Provinsi Papua Barat Daya berlatih menggunakan instrumen pelacakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang belum lengkap diimunisasi di masyarakat. Kredit: Kemenkes/Direktorat Pengelolaan Imunisasi

Dengan mendukung petugas imunisasi, inisiatif ini bertujuan mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi tenaga kesehatan dalam mencapai cakupan imunisasi yang merata di semua provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan.

Orientasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota ini merupakan langkah awal. Peserta dari dinkes kabupaten/kota berkomitmen memandu puskesmas dalam menyusun rencana mikroplaning imunisasi, mengembangkan rencana tingkat kabupaten/kota, serta memantau dan mengevaluasi kegiatan puskesmas. Kemenkes dan dinkes provinsi akan mengawasi pelaksanaan komitmen-komitmen ini, dan Kemenkes akan mengadakan orientasi serupa di provinsi-provinsi lain, sehingga dampaknya dapat dirasakan di seluruh Indonesia. Sementara itu, WHO terus berkomitmen memberikan bantuan teknis untuk provinsi dan kabupaten/kota, menumbuhkan peningkatan kualitas berkelanjutan dalam program imunisasi.

Peserta pelatihan di Riau memaparkan hasil latihan penilaian cepat di masyarakat dan menyampaikan rekomendasi tindak lanjut. Kredit: WHO/Chavia Trufani


Kegiatan ini didukung oleh pemerintah Amerika Serikat melalui USAID.

Ditulis oleh personel WHO Indonesia berikut:
  • Olivi Silalahi, National Professional Officer for Routine Immunization
  • Chavia Trufani, National Professional Officer for Immunization
  • Novi Anggraeni, Vaccination Technical Officer